JAKARTA – Serangan roket kembali menghantam basis tentara Amerika Serikat di Irak. Pejabat AS menyebut serangan 30 roket itu tak hanya menghujani pangkalan militer, tetapi juga gudang amunisi, Jumat (27/12).

Pejabat anonim itu menggambarkan serangan tersebut sebagai yang terbesar dalam serentetan serangan roket terhadap basis AS di Irak sejak akhir Oktober lalu.

Serangan di utara Irak itu menewaskan seorang kontraktor AS dan melukai beberapa personel militer.

“Satu kontraktor sipil AS terbunuh dan beberapa tentara AS dan Irak terluka dalam serangan roket ke pangkalan militer Irak di Kirkuk,” kata koalisi pimpinan AS untuk melawan ISIS dalam sebuah pernyataan dikutip dari AFP.

Kematian kontraktor itu disebut sebagai korban pertama AS dari serangkaian serangan.

Washington telah menyatakan prihatin atas serangkaian serangan yang menyasar pangkalan militer mereka di Irak. AS telah meminta Baghdad segera mengambil langkah untuk melindungi kepentingan mereka di negara itu.

“Khawatir dengan serangan di pangkalan di Irak di mana pasukan dan material AS berada,” kata Menteri Pertahanan AS Mark Esper.

Hingga kini belum ada yang bertanggung jawab atas serangan itu, namun kelompok milisi Syiah yang dilatih Iran dituduh menjadi dalang.

Sejumlah sumber keamanan Irak mengaitkan peristiwa serupa yang terjadi sepekan lalu dengan Kataib Hezbollah, faksi Syiah yang dekat dengan Iran dan masuk dalam daftar hitam Washington.

Iran sebagai musuh bebuyutan AS sejauh ini memiliki kendali besar di antara kelompok garis keras Hash al-Shaabi, pasukan keamanan yang sebagian besar terdiri dari milisi Syiah.

Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan serangan roket itu membuat kelompok Hash menjadi ancaman lebih besar bagi pasukan mereka dibandingkan ISIS.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia