JAKARTA – Hyundai melihat celah mobil SUV (Sport Utility Vehicle) masih terbuka lebar di Indonesia, karena itu mereka merilis sebuah SUV lagi yang lebih kecil, Hyundai Kona.

Hyundai Kona menjadi SUV ketiga Hyundai setelah Tucson dan Santa Fe. Sebagai adik dari kedua SUV yang sudah lebih dulu hadir, mobil ini memiliki segudang fitur yang memanjakan pengguna kendaraan.

Review Hyundai Kona, SUV Gaul buat MilenialFoto: Dadan Kuswaraharja

detikcom pun langsung menguji mobil ini dengan cukup komprehensif selama beberapa waktu, dan berikut hasil reviewnya.

Sebagai SUV untuk kalangan milenial, secara keseluruhan desain Hyundai Kona sangat agresif tampilannya. Sekilas mungkin bagian depan mobil mengingatkan kita pada mobil Eropa, kalau boleh sebut merek, detikcom teringat dengan mobil-mobil Fiat.

Lihat saja bagian mata lampu DRL-nya yang super tipis mirip kumis orang Eropa. Kemudian lampu utama yang menipu karena desainnya split headlamp.

Selain lampu depan, Kona memiliki desain grille segi enam yang disebut sebagai Cascading Grille yang telah menjadi ciri khas mobil Hyundai.

Ada juga side skirt serta over fender yang menguatkan kesan SUV. Peleknya pun profilnya cukup lebar. Sementara bagian belakang ada lampu stop lamp, dengan lampu LED yang khas. Sayang antenanya bukan antena hiu, masih antena standar.

Kona merupakan SUV kompak dengan komposisi dimensi panjang 4.165 mm, dan lebar 1.800 mm, tinggi total yang lebih rendah sekitar 1.525 mm

Membuka pintu mobil, detikers bakal dimanjakan dengan sensasi dual tone di mana-mana. Menguatkan eksterior yang sporty, bagian interior pun dihiasi dengan warna hitam dan merah.

Setirnya belum dilapisi dengan kulit tapi cukup nyaman digenggam, dengan dasbor yang diberi lapisan seperti sarang lebah.

Pada setir ada pilihan tombol audio, telepon, dan cruise control dan melihat trip meter.

Joknya pun cukup nyaman dengan campuran jok kulit dan kain. Untuk mengatur jok detikers harus menggunakan tenaga ekstra karena tidak ada fitur elektronis untuk mengatur jok. Yang menarik adalah seat beltnya, yang berwarna merah menyesuaikan dengan warna eksterior mobil.

Sementara audionya memakai model audio floating yang cukup canggih. Bisa terkoneksi ke internet dengan menyambungkan audio mobil ke personal hotspot di HP detikers. Dengan terkoneksi ke HP, aplikasi seperti Google Maps atau YouTube pun bisa Anda buka di audio mobilnya.

Berbicara soal mesin, Hyundai Kona menggunakan mesin NU berkapasitas 2.0 liter MPi dengan teknologi terbaru yaitu tipe Atkinson.

Hyundai Kona memiliki 3 fitur pilihan berkendara, yaitu comfort, eco dan sport dengan dipadu transmisi otomatis enam percepatan. Drive mode ini bisa diatur dengan hanya memijit tombol Drive Mode di konsol tengah. Dalam mode Eco, tenaga mesin akan ditahan. Sementara saat menggunakan mode sport, pada 4.000-5.000 rpm transmisi baru berganti speednya.

Saat berkendara dengan Kona, saya merasa mobil ini bukan seperti SUV, tapi seperti mobil hatchback karena memang modelnya agak pendek, tidak seperti mobil SUV lain.

Mesin Kona yang mengeluarkan tenaga 149 hp, cukup enak dikendarai di dalam kota dan saat dibejek di luar kota. Melirik konsumsi BBM-nya, dari layar MID tertulis 9,3 liter per 100 km, itu artinya mobil memiliki konsumsi BBM sekitar 1:11, cukup irit lah ya untuk mobil bermesin 2.000 cc.

Meski tidak memiliki paddle shift di setir, mobil ini tetap fun to drive. Kona menggunakan transmisi CVT 6 speed dan bisa diatur speednya secara manual.

Sebagai SUV modern, Kona sudah dilengkapi dengan fitur canggih seperti Hill start assist control (HSAC), downhill brake control (DBC). Kona juga dilengkapi dengan anti lock breaking system (ABS) dengan electronic brake force distribution (EBD), electronic stability control (ESC), dan Rear defogger, front defogger.

Mobil juga punya fitur khas mobil Eropa seperti tire pressure monitoring system (TPMS), dan emergency stop signal (ESS) juga dipasang di Hyundai Kona.

Dengan TPMS, pengguna mobil bisa tahu kondisi tekanan angin ban pada setiap roda. Tersedianya TPMS ini membantu detikers merawat empat mobil ban Hyundai Kona Anda.

Karena cara kerja TPMS adalah selalu menampilkan angka terhadap kondisi tekanan udara pada ban mobil Anda. Jika ban mobil Anda kempes atau bocor, maka display TPMS ini akan berubah warna dan menunjukkan ban bagian mana yang mengalami bocor.

Sehingga Anda dapat memperkirakan jarak tempuh yang bisa dilakukan oleh ban tersebut dan mengetahui kondisi ban tanpa harus ke luar dari mobil. Anda juga dapat terhindar dari bahaya jika ada orang jahat yang mengatakan ban mobil Anda bocor, padahal sistem dari TPMS ini tidak memberikan peringatan apa-apa.

Secara keseluruhan, Kona bisa menjadi pilihan alternatif buat Anda yang bosan dengan mobil SUV keluaran Jepang. Mesinnya pun cukup bertenaga dan lumayan irit meski berkapasitas 2.000 cc.

Sayangnya mobil hanya memiliki satu varian saja yakni varian AT yang dijual seharga Rp 363,9 juta, tidak ada varian lain seperti GLS atau XG yang biasa ditemui pada mobil Hyundai lainnya.

 

Editor: PARNA
Sumber: detikoto