JAKARTA – Jizhong Chen, mantan engineer Apple, sebenarnya ditangkap karena dugaan mencuri rahasia Apple terkait mobil otonom. Namun ketika rumahnya digeledah, ia ternyata juga menyimpan data rahasia milik perusahaan lain.

Tak tanggung-tanggung, salah satu data rahasia yang tersimpan di rumahnya itu adalah data milik Raytheon, perusahaan yang mengembangkan rudal Patriot yang merupakan salah satu rudal andalan Amerika Serikat, demikian dikutip detikINET dari Bloomberg, Selasa (10/12/2019).

Penemuan ini sepertinya akan membawa kasus Jizhong ke tingkat baru karena kaitannya dengan keamanan nasional, ketimbang sebelumnya yang hanya pada ranah mata-mata korporat.

Dokumen rudal Patriot tersebut ditemukan bersama sejumlah data perangkat elektronik lain, termasuk data rahasia milik perusahaan yang pernah mempekerjakan Jizhong, salah satunya adalah General Electric.

Jizhong, seperti diberitakan sebelumnya, adalah seorang warga negara AS yang ditangkap tepat sebelum ia naik pesawat ke China. Kini ia tengah menunggu waktu sidang dimana ia dituduh mencuri foto, skematik, dan buku petunjuk dari hasil pekerjaan di proyek mobil otonom Apple.

Saat ini Jizhong belum mau mengaku bersalah, dan masih bebas dengan tebusan sebesar USD 500 ribu. Namun jaksa penuntut menganggap Jizhong seharusnya dipantau keberadaannya menggunakan alat pemantau khusus agar ia tak menghilang sebelum disidangkan.

Dokumen milik Raytheon terkait rudal terbaik mereka itu disebut sangatlah rahasia. Bahkan dokumen tersebut tidak diizinkan untuk disimpan di luar lokasi yang sudah diamankan oleh Departemen Pertahanan AS.

Karena itulah hal yang menjadi pertanyaan penting adalah bagaimana dokumen rahasia seperti itu bisa disimpan di rumah seorang engineer seperti Jizhong, yang diduga sudah mencuri data-data rahasia keamanan nasional selama delapan tahun ke belakang.

Editor: PARNA
Sumber: detikinet