JAKARTA – Rosslyn Dillon, anak perempuan dari mantan perdana menteri Australia, Bob Hawke, mengaku menjadi korban perkosaan yang dilakukan rekan sejawat ayahnya. Namun, dia menyatakan sang ayah malah memintanya tutup mulut demi menyelamatkan karir politik.

Seperti dilansir AFP, Selasa (10/12), Dillon mengaku tiga kali diperkosa seorang anggota parlemen dari Partai Buruh pada 1980-an. Orang itu adalah petinggi partai, di mana ayahnya sedang berusaha mencalonkan diri sebagai kandidat ketua pada 1982.

Dalam sebuah dokumen persidangan, Dillon yang berada di bawah sumpah mengatakan saat itu hendak mengadu ke polisi. Namun, Hawke mencegahnya karena bisa membuat runyam rencananya untuk bersaing dalam merebut kepemimpinan partai.

Sayang saat itu Hawke gagal menjadi ketua partai. Namun, beberapa tahun berikutnya dia baru berhasil menduduki jabatan itu dan kemudian terpilih menjadi perdana menteri sampai 1991.

Hawke wafat pada Mei lalu di usia 89 tahun.

Diduga kuat hal ini ada kaitannya dengan harta warisan. Dillon mempersoalkan jatahnya atas rumah Hawke yang ditaksir mencapai US$2,73 juta (sekitar Rp38,2 miliar), tetapi dia hanya menerima US$750 ribu (sekitar Rp10,5 miliar).

Sejumlah keterangannya soal peristiwa perkosaan itu juga dianggap tidak konsisten. Saudara Dillon, Sue Pieters-Hawke, mengatakan pihak keluarga sudah mengetahui persoalan itu.

Sue mengatakan ketika itu ayahnya sangat tertekan saat mengetahui anaknya diperkosa oleh rekannya sesama politikus.

“Dia (Dillon) mengatakan kepada beberapa orang saat itu. Saya yakin saat itu dia banyak didukung tetapi tidak menggunakan jalur hukum,” kata Sue.

Dillon mengatakan masih teringat dengan kejadian pemerkosaan itu. Namun, jika mengadu ke polisi pun dia merasa laporan itu tidak akan diusut. (ayp/ayp)

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia