JAKARTA – Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) mengungkapkan berbagai kontroversi yang dilakukan oleh mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Ari Askhara, selepas

Bahkan, mereka menilai kebijakan kontroversial tersebut merugikan banyak pihak, baik perusahaan, anak perusahaan, karyawan, hingga penumpang.

Ketua Umum IKAGI Zaenal Muttaqin mengatakan Ari pernah mengalihkan rute terbang Jakarta-London dan Jakarta Amsterdam via Denpasar dan Kualanamu. Padahal, rute perjalanan itu melebihi batas kewajaran jam terbang lantaran menghabiskan waktu nyaris 19 jam.

Terkait hal itu, pekerja telah melayangkan permohonan pemeriksaan kepada Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Kementerian Perhubungan.

“Akhirnya dijawab oleh DKPPU, bahwa itu terjadi pelanggaran yang bersifat kelelahan sementara dan kelelahan yang permanen. Terjadi yang namanya sleep dead, orang yang tidur dalam keadaan kelelahan yang akan mengakibatkan pelayanan pada penumpang terganggu,” katanya, Jumat (6/12).

Mereka mengaku telah mempertanyakan kebijakan pengalihan rute itu kepada direksi, namun tidak didapatkan jawaban yang profesional. Ketika disinggung pengalihan rute tersebut berkaitan dengan bisnis Ari di Medan, IKAGI enggan menanggapi.

“Kami tidak punya keterangan seperti apa, apa alasan yang mendasar bagi beliau mengalihkan rute tersebut,” paparnya.

Selain kontroversi pemindahan rute, di bawah kepemimpinan Ari, Garuda Indonesia juga tersangkut masalah manipulasi penyajian laporan keuangan tahun 2018. Mulanya, Garuda Indonesia mencetak laba bersih US$5 juta, akan tetapi kinerja itu mendapatkan penolakan dari dua komisarisnya.

Alhasil, setelah dilakukan penyelidikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Garuda Indonesia dinyatakan bersalah. Mereka ternyata mencatat rugi bersih sebesar US$175 juta. Akibatnya, perseroan harus membayar denda dan menyajikan ulang laporan keuangan.

Ia melanjutkan Ari juga memberikan larangan terbang bagi pegawai alias grounded tanpa disertai alasan profesional. Pegawai tersebut dilarang terbang dalam periode 1-6 bulan bergantung kesalahannya. Manajemen Garuda Indonesia mengklaim tindakan itu sebagai bagian dari pembinaan.

“Tapi menurut kami itu bukan pembinaan karena pendapatan kami didapatkan dari dua, pertama gaji pokok, dan kedua, uang terbang. Kalau di-grounded berarti uang terbang hilang, itu menyengsarakan kami sebagai pegawai Garuda Indonesia,” terang Zaenal.

Di samping itu, ia mengklaim Ari membuat serikat pekerja tandingan yang membela kepentingan. Sayangnya, dalam hal ini, kepentingan Ari tersebut dinilai merugikan perusahaan.

Ia juga menyebutkan deretan aksi kontroversial Ari lainnya, yaitu suguhan live music akustik di pesawat, larangan foto, dan video dalam pesawat terhadap penumpang hingga puncaknya penyelundupan Harley Davidson.

Atas tindakan kontroversial itu, IKAGI pun mendukung keputusan Menteri BUMN Erick Thohir memberhentikan Ari.

“Cukup banyak kebijakan aneh Ari Askhara selama menjabat Dirut Garuda Indonesia yang benar- benar merugikan awak kabin. Makanya, kami sangat bersyukur Pak Erick memecatnya,” tandas Zaenal.

CNNIndonesia.com telah meminta respons Ari melalui pesan singkat. Namun, yang bersangkutan belum menjawab.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia