JAKARTA – Forbes kembali merilis daftar orang terkaya di Indonesia pada Desember 2019. Dua bersaudara R. Budi Hartono dan Michael Hartono lagi-lagi menempati peringkat pertama dengan total kekayaan mencapai US$37,3 miliar atau setara Rp522,2 triliun asumsi, kurs Rp14.000 per dolar AS.

Dikutip dari situs resmi Forbes, Kamis (5/12), 80 persen pundi-pundi kekayaan Hartono bersaudara berasal dari investasi yang mereka tempatkan di PT Bank Central Asia (BCA) Tbk. Keduanya membeli saham bank terbesar di Indonesia itu dari keluarga Salim yang terpukul oleh krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada era 1997-1998 lalu.

Selain dari sektor perbankan, kekayaan mereka juga bersumber dari pabrik rokok Djarum di Kudus, Jawa Tengah. Usaha yang mereka warisi dari orang tua mereka itu kini diteruskan oleh putra Budi. Total produksi rokok Djarum ditaksir mencapai 48 miliar batang per tahun atau mencapai 20 persen dari total produksi nasional.

Keluarga mereka juga pemegang merek elektronik Polytron. Tak hanya itu, mereka juga menguasai ribuan hektar lahan perkebunan sawit serta bermain di sektor properti.

Di urutan kedua, Keluarga Widjaya yang mewarisi harta kekayaan dari taipan properti Eka Tjipta Widjaja yang meninggal pada Januari 2019 lalu. Pundi kekayaan keluarga Widjaya berasal dari Grup Sinar Mas yang banyak bermain di sektor properti, kerja, keuangan, perkebunan, dan telekomunikasi.

Berdasarkan catatan Forbes, total kekayaan keluarga Widjaja mencapai US$9,6 miliar atau sekitar Rp135,14 triliun.

Selanjutnya, urutan ketiga ditempati oleh Prajogo Pangestu dengan total kekayaan sebesar US$7,6 miliar atau sekitar Rp106,9 triliun. Ia memulai bisnisnya dari sektor perkayuan pada 1970. Lalu, pada 2007, perusahaannya, Barito Pacific, meninggalkan bisnis kayu dan beralih pada sektor petrokimia dengan mengakuisisi 70 persen saham Chandra Asri. Barito juga bermain di sektor energi dan properti.

Melalui Chandra Asri, Prajogo menjadi pemain industri petrokimia terbesar di Indonesia.

Peringkat keempat diduduki oleh Susilo Wonowidjojo dan keluarga dengan total kekayaan senilai US$6,6 miliar atau sekitar Rp92,4 triliun. Pundi harta Susilo berasal dari bisnis rokok dengan mengusung merek dagang utama Gudang Garam. Perusahaannya memproduksi sekitar 85 miliar batang rokok dalam setahun.

Selanjutnya, Sri Prakash Lohia menduduki peringkat kelima. Forbes mencatat total kekayaan pengusaha kelahiran Kalkuta India 67 tahun lalu ini mencapai US$5,6 miliar atau Rp78,4 triliun.

Kekayaan Lohia sebagian besar berasal dari Indorama, perusahaan petrokimia dan tekstil yang ia rintis bersama ayahnya Mohan Lal Lohia. Saat ini, perusahaannya memproduksi berbagai produk industri seperti bahan baku tekstil, pupuk, hingga sarung tangan medis.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia