JAKARTA – Amerika Serikat mempertimbangkan rencana untuk mengirim lebih dari 14 ribu pasukan ke Timur Tengah. Hal tersebut diklaim untuk menghadapi ancaman dari Iran.

Dilaporkan The Wall Street Journal seperti dilansir AFP menyebut pengiriman itu termasuk puluhan kapal sejak awal 2019.

Seorang pejabat pemerintah AS mengatakan Presiden Donald Trump dapat membuat keputusan penambahan jumlah tentara secepatnya pada awal bulan ini. Akan tetapi, juru bicara Pentagon menolak berkomentar lebih jauh terkait hal tersebut.

Langkah untuk mengirim puluhan ribu pasukan dilakukan pasca serangkaian serangan terhadap kapal-kapal pengiriman dan serangan rudal serta pesawat nirawak. Serangan-serangan pada September tersebut menyasar beberapa kilang minyak Arab Saudi yang menyalahkan Iran.

Serangkaian serangan tersebut membuat AS akhirnya memutuskan untuk memperkuat basis militernya di Timur Tengah. AS juga memperluas sanksi ekonomi terhadap Iran yang dianggap memicu ketegangan di area tersebut.

Sementara itu, pihak Pentagon membantah kabar yang beredar terkait penambahan pasukan ke Timur Tengah.

“Untuk dipastikan, laporan [yang dirilis WSJ] salah. Amerika tidak mempertimbangkan untuk mengirim tambahan 14 ribu pasukan ke Timur Tengah,” tulis juru bicara Pentagon, Alyssa Farah dalam cuitannya.

Sekretaris Kementerian Pertahanan Mark Esper sempat mengumumkan peluncuran dua regu tempur dan pengiriman beberapa pertahanan rudal tambahan ke Arab Saud. Pada Oktober tercatat total tiga ribu pasukan baru.

Sementara pada pertengahan November kapal induk Abraham Lincoln berlayar di sepanjang Selat Hormuz dalam upaya unjuk kekuatan untuk meyakinkan sekutu yang khawatir terhadap ancaman Iran.

Presiden Iran Hassan Rouhani sebelumnya memberi sinyal jika pihaknya masih terbuka untuk upaya dialog dengan Amerika Serikat. Upaya dialog terbuka jika Washington mencabut sanksi ekonomi yang membuat kondisi ekonomi Iran terhambat dan berisiko memicu gejolak domestik.

Komando Pusat AS, Jenderal Kenneth McKenzie mengatakan AS tidak memiliki semua sumber daya yang dibutuhkan untuk membantu kawasan Timur Tengah.

“Terdapat banyak air untuk menutupi. Sederhananya, kami tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk berada di tempat yang kami inginkan dalam jumlah yang tepat setiap saat,” ujarnya ketika berbicara dalam konferensi tahunan Dialog Manama tentang keamanan regional di Bahrain pada 23 November lalu.

Akan tetapi, ia menampik kritik bahwa AS telah melepaskan diri dari wilayah tersebut.

“Kami memiliki pengangkut di palagan, kami telah memperkuat Arab Saudi. Jadi saya tidak yakin saya akan menyetujui narasi tentang pengabaian atau narasi tentang meninggalkan sesuatu. Jelas bahwa AS memiliki prioritas global yang berbeda dan ini bukanlah prioritas global tertinggi, tetapi saya pikir ini tetap merupakan hal yang sangat penting bagi AS,” kata McKenzie. (fls/evn)

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia