JAKARTA – Perineum sunning atau menjemur alat vital menjadi viral di media sosial lantaran disebut dapat meningkatkan gairah seksual. Namun, di sisi lain perineum sunning memiliki bahaya bagi kulit.

Perineum sunning viral lewat unggahan seorang influencer asal California, Amerika Serikat, Meagan. Dia mengunggah foto tengah berjemur di bawah sinar matahari tanpa selembar kain.

Perineum sunning sendiri merupakan praktik Tao kuno yang menjemur alat vital atau area-area sensitif di bawah sinar matahari.

Menjemur alat vital ini disebut dapat meningkatkan kualitas tidur, energi, hormon, dan gairah seksual.

Namun, beragam manfaat itu belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Sejumlah ahli medis menyatakan tak ada bukti perineum sunning bermanfaat untuk tubuh.

“Tidak ada bukti bahwa berjemur dengan cara ini memiliki efek pada kesejahteraan fisik,” kata dokter Diana Gall yang berbasis di Inggris, dikutip dari Insider.

Pendapat yang sama juga diutarakan dokter Stephanie Ooi. Menurutnya, media sosial membuat orang-orang salah memahami perineum sunning.

“Ini adalah contoh klasik dari kesalahan informasi medis di media sosial yang dalam beberapa kasus dapat merusak atau berbahaya. Sama sekali tidak ada bukti ilmiah manfaat kesehatan apa pun dari menjemur perineum atau pantat Anda,” kata Ooi.

Alih-alih mendapatkan manfaat, berjemur di bawah sinar matahari justru dapat meningkatkan kerusakan kulit dan berisiko terhadap kanker kulit.

Ahli dermatologi New York, Jeremy Fenton menyebut menjemur area perineum atau alat vital dapat menyebabkan daerah tersebut terbakar.

“Area tersebut sangat rentan karena terdapat dua alasan,” kata Fenton dikutip dari Yahoo.

Pertama, area perineum tidak mendapatkan banyak paparan sinar matahari, sehingga respons tubuh di area tersebut berbeda dibandingkan bagian kulit lainnya.

Kedua, area kulit tersebut sangat sensitif, sehingga sedikit saja sinar matahari dapat menyebabkan luka bakar yang tidak nyaman.

Selain itu, paparan sinar matahari yang berlebihan dapat memicu kanker kulit. Studi menunjukkan area sensitif tersebut lebih rentan pada kanker kulit.

“Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa alat kelamin mungkin lebih rentan terhadap kanker kulit daripada daerah lain di tubuh,” ucap Fenton.

Kanker kulit yang berkembang di area perineum juga lebih sulit dideteksi karena jarang dilihat.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia