JAKARTA – Sembilan belas orang dilaporkan tewas dalam baku tembak antara polisi Meksiko dan kartel narkoba di perbatasan Amerika Serikat.

Gubernur negara bagian Coahuila, Miguel Angel Riquelme Solis mengatakan empat anggota polisi, dua warga sipil, dan 13 anggota kartel narkoba tewas dalam insiden Sabtu (30/11).

Awalnya pihak berwenang menyebut 14 orang tewas, dan enam lainnya mengalami luka-luka. Namun jumlah korban tewas diperbarui pada Minggu (1/12).

Pihak berwenang mengamankan 14 kendaraan berisi senjata api usai pertempuran yang berlangsung sekitar satu jam itu.

Sebuah foto menunjukkan kondisi bangunan di sekitar lokasi dan kendaraan polisi penuh dengan lubang peluru.

Kelompok-kelompok kriminal memang telah lama berupaya memasuki negara bagian itu.

“Kejahatan terorganisir, khususnya Cartel del Noreste, selalu mencoba masuk ke Coahuila,” kata Solis dalam konferensi pers, Sabtu dikutip dari CNN.

“Kami tidak akan membiarkan kejahatan terorganisir masuk.”

Baku tembak ini terjadi hanya beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan akan memasukkan kartel narkoba asal Meksiko sebagai kelompok teroris.

Tidak hanya itu, AS juga menawarkan bantuan untuk memerangi kartel narkoba. Akan tetapi pemerintah Meksiko dengan tegas menolak tawaran itu.

Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador tidak ingin AS campur tangan dalam urusan negaranya.

Awal bulan lalu, sembilan wanita dan anak-anak dari komunitas Mormon di Meksiko tewas diserang oleh kartel narkoba Meksiko.

Anggota kartel narkoba Meksiko diduga menyergap rombongan komunitas Mormon dari Arizona ketika melintasi jalan perbatasan di dekat Negara Bagian Chihuahua dan Sonora.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia