Serangan penusukan terjadi di London, Inggris, pada Jumat (29/11). Dua orang warga tewas dalam peristiwa itu, sementara pelaku ditembak mati. Polisi menyebut ini adalah kasus terorisme.

Diberitakan Reuters, peristiwa ini terjadi pada Jumat sore di depan Gedung Fishmonger dekat Jembatan London. Pria yang menggunakan pisau menyerang pejalan kaki dengan membabi buta. Peristiwa ini menyebabkan warga berhamburan panik.

Selain dua orang tewas, tiga orang dilaporkan terluka dalam peristiwa itu. Pelaku berhasil dibekuk oleh beberapa orang warga yang berada di lokasi. Pisaunya berhasil direbut.

Warga yang terlibat dalam jibaku mengaku menendang kepala pelaku agar dia menjatuhkan pisaunya. Setidaknya ada sepuluh orang yang ikut melumpuhkan pelaku di jalanan. Salah satu di antara warga diketahui polisi berpakaian preman.

“Saya melompat dan menendang kepalanya agar dia menjatuhkan pisau. Beberapa orang juga melakukan hal yang sama. Dia berteriak ‘lepaskan saya’,” kata Stevie Hurst, warga.

Polisi yang datang dilaporkan menembak mati pelaku, saksi mengaku mendengar dua kali suara tembakan. Menurut polisi, pelaku mengenakan rompi peledak palsu sehingga terpaksa ditembak.

Polisi menyebut ini adalah kasus terorisme. Belum disebutkan identitas pelaku, namun media The Times menyebut pelaku pernah menjadi tersangka kasus terorisme. Identitas para korban juga belum dirilis.

“Detektif anti-terorisme kami akan bekerja keras untuk mengidentifikasi mereka yang tewas. Kami juga akan menyelidiki apa yang terjadi dan apakah ada orang lain yang terlibat,” kata Neil Basu, pejabat anti-terorisme di kepolisian Inggris.

Jembatan London adalah lokasi serangan teror pada 2017. Ketika itu, simpatisan ISIS menabrakkan mobil ke arah pejalan kaki, menewaskan delapan orang dan melukai 48 lainnya.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan akan memburu orang-orang yang terlibat dalam peristiwa kali ini. Dia akan menggelar rapat keamanan menyusul penusukan tersebut. Dalam pernyataannya, dia juga memuji warga yang melumpuhkan pelaku.

“Saya ingin menyampaikan penghargaan untuk keberanian luar biasa warga yang secara fisik mengintervensi untuk melindungi nyawa orang lain. Negara ini tidak akan pernah takut, atau terpecah, atau terintimidasi oleh serangan semacam ini,” kata Johnson.

Editor: PARNA
Sumber: kumparan