JAKARTA – Hyundai Motor Company Korea Selatan memutuskan untuk menanamkan investasi sebesar Rp21,8 triliun di Indonesia.

Investasi ini akan digunakan untuk membangun pabrik mobil dan baterai mobil listrik di kawasan industri Deltamas, Bekasi dengan nilai US$1,54 miliar atau setara dengan Rp21,80 triliun (dengan asumsi kurs Rp14.094 per US$)

Kesepakatan ini dilakukan di Korea Selatan, hari ini, Selasa (26/11).

Investasi ini akan dibagi ke dalam dua tahap. Investasi tahap pertama akan berlangsung dari Agustus 2019 hingga Desember 2021 senilai US$702 juta.

Pada tahap satu ini, Hyundai akan fokus pada membangun pabrik mobil, komponen utama hingga mengembangkan produk kendaraan pertama.

Investasi tahap dua akan berlangsung dari Desember 2022 hingga Desember 2030 dengan nilai investasi US$847 juta. Pada tahap kedua, Hyundai akan fokus pada perluasan manufaktur, riset hingga mengembangkan mobil model baru.

Fase dua ini termasuk mengembangkan baterai mobil listrik. Dalam kesepakatan ini pun, Hyundai rencananya akan melakukan ekspor sebesar 50 persen dari hasil manufaktur di Indonesia.

Hyundai telah sepakat untuk memproduksi 150.000 mobil per tahun dalam tahap I. Sedangkan tahap dua, akan membangun 250.000 mobil per tahun.

Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan investasi Hyundai di Indonesia menjadi fokus pemerintah menjelang akhir 2019. Pabrikan otomotif Korea, Hyundai dikabarkan berencana membangun fasilitas produksi mobil bertenaga listrik di Karawang, Jawa Barat.

Kepala BPPHT BKPM Suhartono mengatakan Hyundai masuk dalam empat fokus realisasi investasi di Indonesia, setelah China Petroleum Corporation (CPC), Lotte Corporation, hingga Tanjung Jati Power Plant.

“Ada dari CPC, Lotte Korea, ada juga Pembangkit Listrik Tanjung (Jati). Kemudian ada satu lagi masalah Hyundai yang sedang ditangani, termasuk mobil listrik ini,” kata Suhartono saat ditemui CNNIndonesia.com dalam acara Pinvest di Jakarta, Senin (18/11).

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia