JAKARTA – Baku tembak antara pasukan Filipina dan milisi Abu Sayyaf di Hutan Patikul, Provinsi Sulu menewaskan salah satu tokoh kelompok itu, Talha Jumsah alias Abu Talha. Dia disebut sebagai figur penghubung antara Abu Sayyaf dan kelompok Negara Islam (ISIS) untuk menggelar sejumlah aksi teror.

Seperti dilansir Associated Press, Senin (25/11), Jumsah diduga tewas dalam pertempuran di Desa Tanum pada Jumat pekan lalu. Jasadnya ditemukan sekitar satu kilometer dari lokasi baku tembak.

Lihat juga: Tiga WNI Disandera Abu Sayyaf Minta Jokowi Bayar Tebusan

“Kami akan memburu kalian satu persatu. Saya mengimbau supaya mereka menyerah dan hidup normal ketimbang terus-terusan diburu seperti penjahat,” kata Komandan Gugus Tempur Sulu, Mayjen. Corleto Vinluan Jr.

Gerak-gerik Jumsah sudah dipantau badan anti-teroris Amerika Serikat dan Australia. Padahal dia selama ini jarang muncul ke permukaan, tetapi dianggap menjadi otak yang mengatur serangan, merekrut dan melatih milisi, serta mengirim mendatangkan milisi dari Timur Tengah dan Asia Tenggara ke Filipina.

Selain Jumsah, militer Filipina juga mengincar komandan Abu Sayyaf, Hajan Sawadjaan.

Jumsah dikenal sangat fasih berbahasa Arab sehingga menjadi kepercayaan dan orang penghubung ISIS. Dia juga mahir merakit bom dan menjadi instruktur, serta dipercaya menjadi pemegang dana kiriman untuk melakukan aksi teror.

Jumsah diduga ikut memfasilitasi pasangan suami istri warga Indonesia yang menjadi pelaku bom bunuh diri di Katedral Our Lady Mount Carmel di Pulau Jolo pada 27 Januari lalu. Akibat kejadian itu, 23 orang tewas termasuk pelaku, dan melukai sejumlah jemaah gereja dan tentara.

Selain melakukan aksi teror, kelompok Abu Sayyaf juga kerap merompak kapal dan menyandera awak untuk meminta tebusan. Uangnya lantas digunakan untuk membeli persenjataan.

Sejumlah warga Indonesia menjadi korban penyanderaan oleh kelompok ini. Yang paling terakhir ada tiga nelayan WNI yang masih ditawan milisi itu. (ayp)

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia