Google kembali mengangkat tokoh Indonesia menjadi objek ilustrasi doodle hari ini, Senin (25/11). Sosok yang dipilih Google kali ini adalah Ani Idrus. Siapa dia?

Menurut laman resmi Google Doodle, Ani Idrus adalah seorang jurnalis dan juga aktivis asal Medan yang lahir di Sawahlunto, Sumatra Barat, pada 25 November 1918. Ia juga turut berjasa mendirikan salah satu surat kabar yang telah berjalan sejak 1947 dan masih aktif hingga saat ini, Waspada.

“Doodle hari ini merayakan jurnalis dan aktivis Indonesia yang tak kenal takut Ani Idrus pada hari ulang tahunnya yang ke-101,” terang Google di situs web Doodle. “Idrus menjadi kekuatan utama dalam jurnalisme, pendidikan, dan politik bangsa.”

Tokoh pers Ani Idrus diilustrasikan dalam Google Doodle, Senin (25/11). Foto: Google

Sejak 1930-an, Ani Idrus menashihkan diri sebagai seorang wartawan, dimulai dengan bekerja untuk majalah Panji Pustaka. Ia bersama dengan suaminya, Mohamad Said, lantas menerbitkan Waspada 1947, tak lama setelah Indonesia merdeka dari Belanda. Dua tahun kemudian, Ani Idrus menerbitkan majalah Dunia Wanita.

Kontribusinya terhadap dunia pers membuahkan banyak penghargaan. Pada 1988, ia dianugerahi Satya Penegak Pers Pancasila dari Menteri Penerangan Indonesia, kala itu dijabat H. Harmoko. Penghargaan ini begitu spesial karena hanya diberikan kepada 12 tokoh pers nasional. Selain itu, ia juga menerima penghargaan dari Menteri Penerangan Indonesia sebagai wartawan berusia di atas 70 tahun yang masih aktif berkontribusi di media massa pada 1990.

Ani Idrus juga punya pengalaman di bidang politik. Ia pernah terlibat aktif dalam organisasi Indonesia Muda pada 1934, anggota partai Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) pada 1937, anggota Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 1949.

Ani Idrus juga menghadiri Kongres Wanita Pertama Indonesia di Yogyakarta, yang kemudian membawanya menjadi pemimpin Front Wanita Sumatra Utara dan Wakil Sekretaris Jenderal Front Nasional Sumatra Utara.

Dedikasinya untuk meningkatkan dunia pendidikan di Indonesia juga tidak bisa dipandang remeh. Ia pernah mendirikan delapan sekolah yang bernaung dalam Yayasan Pendidikan Ani Idrus (YPAI).

Ani Idrus wafat di Medan, Sumatra Utara, pada 9 Januari 1999 dalam usia 80 tahun. Sosoknya sempat diabadikan dalam prangko pada 2004 lalu.

Editor: PARNA
Sumber: kumparan