JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim mengapresiasi pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dalam rangka Hari Guru Nasional 2019. Ramli menilai Nadiem punya niat untuk meningkatkan derajat guru.

Meski begitu, Ramli mengingatkan Nadiem ada sejumlah pekerjaan rumah untuk meningkatkan kemuliaan pengajar. Salah satunya permasalahan gaji yang masih terlalu kecil untuk para pengajar di berbagai penjuru Indonesia.

“Nadiem Makarim harus mampu membebaskan guru dari keterhinaan dengan pendapatan yang bahkan jauh lebih rendah dari buruh bangunan. Dengan cara seperti itu, Nadiem Makarim menempatkan guru pada tempat yang mulia,” kata Ramli lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Minggu (24/11).

Dia percaya Nadiem punya niatan serius dalam menempatkan guru pada posisi terhormat. Hal itu Ramli sadari sejak pertemuan 29 organisasi guru dengan Nadiem pada 4 November 2019.

Untuk itu, Ramli berkata Nadiem perlu memastikan setiap guru di Indonesia mendapatkan gaji yang setidaknya sama dengan upah minimum regional (UMR). Sehingga, lanjut Ramli, guru bisa seratus persen berkonsentrasi menyiapkan siswa menyongsong masa depan.

“Prinsip guru tanpa tanda jasa sudah harus diubah mengingat kebutuhan untuk kehidupan sehari-hari semakin berat dan karena itu guru-guru Indonesia harus ditempatkan pada posisi yang mulia dengan diberikan pendapatan yang layak,” Ramli menjelaskan.

Selain soal kesejahteraan guru, Ramli juga membaca ada niat kuat Nadiem untuk menyiapkan pelajar untuk menghadapi masa depan. Ramli kembali menawarkan usulan untuk memangkas jumlah mata pelajaran di kurikulum baru.

Dia menyarankan kurikulum baru untuk sekolah dasar hanya berisi empat mata pelajaran inti, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan pendidikan agama berbasis Pancasila. Kemudian untuk SMP, Ramli menyarankan maksimal lima mata pelajaran, sedangkan enam mata pelajaran di SMA.

“Ikatan Guru Indonesia memandang diperlukannya inovasi dengan menyederhanakan jumlah mata pelajaran mempercepat penguasaan bahasa dunia bagi anak-anak kita dan menjadikan lulusan SMA/SMK memiliki keterampilan dan keahlian sehingga mudah diserap oleh lapangan kerja di masa depan,” tuturnya.

Sebelumnya, naskah pidato Mendikbud Nadiem Makarim dalam rangka Hari Guru Nasional 2019 menyita perhatian publik. Pidato singkat itu dinilai mengangkat masalah-masalah yang dihadapi guru Indonesia selama ini.

Dalam naskah yang akan dibacakan pada Senin (25/11) itu, Nadiem menyadari selama ini guru ditugasi membentuk masa depan bangsa, tapi lebih sering diberi aturan dibandingkan pertolongan. Guru bertugas membantu murid yang tertinggal di kelas, tapi menurut Nadiem, waktunya habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.

Mantan Bos Gojek itu meminta para guru untuk memulai perubahan lewat lima langkah, yaitu mengajak kelas berdiskusi bukan hanya mendengar, kemudian beri kesempatan pada murid untuk mengajar di kelas, cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas, temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri, dan tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.

“Saya tidak akan membuat janji kosong kepada Anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia,” tutur Nadiem eperti dikutip dari ‘Pidato Mendikbud pada Upacara Bendera Peringatan Hari Guru Nasional 2019’ di situs Kemendikbud, Sabtu (23/11).

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia