JAKARTA – Nama penyanyi Lizzo jadi perbincangan di Amerika Serikat sejak beberapa waktu terakhir. Selain namanya meroket karena single ‘Truth Hurts’, ia pun kini makin bersinar setelah mengantongi delapan nominasi Grammy Awards 2020.

Memiliki nama lengkap Melissa Viviane Jefferson, Lizzo bukan hanya sekadar penyanyi dan penulis lagu, melainkan juga sebagai aktris.

Wanita kelahiran Detroit, 27 April 1998 ini mulai berkecimpung di dunia musik pada usia yang amat muda, 10 tahun, ketika ia dan keluarganya pindah ke Houston, Texas.

Minat Lizzo atas musik sudah muncul ketika duduk di bangku sekolah dengan memilih pelajaran seruling dan bergabung dalam marching band. Namun baru ketika menginjak usia 14 tahun, musik rap membuatnya tertarik.

Lizzo menunjukkan keseriusan bermusik dengan membentuk grup bernama Cornrow Clique. Namun grup itu hanya bertahan sementara karena Lizzo pindah ke Minneapolis saat duduk di University of Houston akibat kematian ayahnya.

Kehidupan baru di Minneapolis membuat darah seni Lizzo kembali bergejolak. Ia membentuk kelompok wanita bernama The Chalice. Mereka merilis album debut, ‘We Are the Chalice’, pada 2012 dan cukup membuat nama mereka dikenal di masyarakat setempat.

Namun Lizzo kurang puas. Ia kemudian memilih bersolo karier dan merilis album ‘Lizzobangers’ pada 2013 oleh label indie Totally Gross National Product yang setahun kemudian dirilis ulang oleh label besar Virgin Records.

Nama Lizzo pun mulai dilirik. Pada 2014, ia diajak kerja sama dalam album duet Prince dan 3rdeyegirl, ‘Plectrumelectrum’.

Lizzo kemudian merilis album keduanya, ‘Big Grrrl Small World’ pada 2015 melalui label yang berbeda, BGSW.

Proyek kedua Lizzo ini disebut sudah mulai dikerjakan begitu album debutnya rilis pada 2013. Bahkan ia sampai membuat setidaknya 25 lagu demo untuk album ini, namun tak jua menemukan keinginannya.

Hingga pada 2014, ketika Lizzo berpartisipasi dalam proyek What’s Underneath milik StyleLikeU, ia mendapatkan ilham membuat lagu ‘My Skin’. Album ini pun kemudian berjalan dan dirilis pada 2015 serta mendapatkan ulasan cukup baik dari para kritikus.

Walau sudah dapat ulasan baik, ia tetap kurang puas. Ia kembali membuat proyek baru. Kali ini, ia telah digandeng oleh label besar Atlantic Records yang tertarik dengan karya-karya Lizzo. Sebagai permulaan, Lizzo menggarap dan merilis mini album ‘Coconut Oil’ pada 2016.

Album berisi enam lagu itu pun mendapat ulasan yang baik dan diterima pasar. Bahkan, Billboard menyebut Coconut Oil sebagai salah satu album pop terbaik di 2016. Berkat album ini, Lizzo pun bisa menyelenggarakan tur pertamanya, ‘Good as Hell Tour’ pada 2017.

Pada April 2019, Lizzo merilis album keempat namun pertama di bawah naungan label mayor, ‘Cuz I Love You’. Album ini menjadi yang terbaik sejauh ini dari seluruh karya Lizzo, menurut ulasan para kritikus musik.

Cuz I Love You juga diterima dengan baik oleh pasar, menduduki nomor enam Billboard 200 berkat penjualan sejati 24 ribu dan 41 ribu album-equivalent-units. Lizzo masih belum puas. Ia pun merilis versi deluxe pada September 2019 dengan single utama ‘Truth Hurts’.

Lagu Truth Hurts puTn meledak di pasaran. Lagu ini mampu menempati posisi nomor wahid di Billboard Hot 100 dan mendongkrak penjualan album sehingga mengerek Cuz I Love You ke posisi empat di Billboard 200. Capaian terbaik Lizzo sejauh ini.

Ketenaran Truth Hurts juga diperoleh berkat film ‘Someone Great’ (2019) produksi Netflix. Lagu ini digunakan dalam film yang terinspirasi dari album ‘1989’ (2014) milik Taylor Swift, sekaligus menginspirasi pelantun ‘Blank Space’ itu membuat lagu ‘Death by Thousand Cuts’ dalam album ‘Lover’ (2019).

Kini, Lizzo menambah prestasinya sebagai pendatang baru di industri musik Amerika Serikat dengan perolehan nominasi terbanyak dalam Grammy Awards 2020.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia