JAKARTA – Aksi Taylor Swift membongkar hambatan yang ia rasakan untuk tampil membawakan lagu-lagu lamanya dalam American Music Awards menggerakkan fan musisi itu, Swifties, membuat petisi.

Seorang penggemar Swift, Jade Rossi memulai petisi dengan tajuk Let Taylor Swift perform/use HER art.

Lewat petisi itu, Rossi menuliskan penjelasan permasalahan antara Swift dengan pemilik label Big Machine, Scott Borchetta. Ia menjelaskan bahwa pemilik lama label tersebut, Scott Borchetta, menjual karya Swift ke Scooter Braun.

Penjualan itu diumumkan Borchetta pada Juli lalu. Ia menjual label senilai US$300 juta atau setara dengan Rp4,2 triliun kepada Ithaca Ventures yang dimiliki oleh Scooter Braun. Penjualan itu termasuk dengan seluruh master enam album pertama Taylor Swift.

“Mereka tidak mengizinkan Swift menampilkan atau menggunakan lagu lamanya, lagu yang ia tulis, dalam keadaan apa pun,” tulis Rossi dalam change.org.

Ia melanjutkan, “Kecuali Swift menyerahkan hak cipta untuk merekam ulang album lamanya serta berhenti menggunakan nama mereka, itu (tindakan yang) kotor dan seperti ancaman.”

Sampai berita ini tayang, petisi tersebut telah diteken sebanyak lebih dari 64 ribu orang. Tertulis target yang dituju petisi itu adalah 75 ribu orang

Permasalahan Swift dengan Scott dan Scooter memang sangat mengganggu kegiatan musik Swift. Setidaknya dua kegiatan besar yang terganggu adalah penampilan di American Music Awards (AMA) 2019 pada 24 November mendatang dan dokumenter yang diproduksi Netflix.

Penampilan Swift di AMA 2019 belum bisa dipastikan karena ia ingin menyanyikan beberapa lagu lama dengan cara medley. Namun hak cipta enam album yang ia rilis sejak 2006 sampai 2017 dimiliki oleh Big Machine Records.

Pada Agustus lalu ia menyatakan berencana merekam ulang lagu-lagu dalam album Taylor Swift (2006), Fearless (2008), Speak Now (2010), Red (2012), 1989 (2014), dan Reputation (2017), sehingga kembali jadi miliknya. Produksi rekaman itu ia jadwalkan pada November 2020.

“(Petinggi label) Scott Borchetta dan Scooter Braun tidak mengizinkan saya untuk menampilkan lagu lama di televisi, karena mereka mengklaim akan merekam ulang lagu saya sebelum mengizinkan saya (merekam ulang) tahun depan,” kata Swift seperti dilansir Deadline.

Permasalahan ini juga membuat masa depan dokumenter Swift yang digarap Netflix menjadi tidak jelas. Padahal, menurut Swift, ia dan Netflix sudah mengerjakan dokumenter tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

“Scott dan Scooter menolak penggunaan lagu lama dan cuplikan penampilan saya untuk dokumenter ini, meski tidak ada pembahasan mengenai mereka atau Big Machine Records dalam film,” kata Swift.

Lebih lanjut, Swift menjelaskan Scott menyampaikan pesan lewat timnya bahwa ia diizinkan menggunakan lagu lama dengan dua syarat. Syarat pertama adalah tidak merekam ulang lagu lama dan kedua adalah Swift dan timnya berhenti membicarakan Scott dan Scooter.

Kemungkinan besar syarat tersebut tidak akan dipenuhi oleh musisi berusia 29 tahun ini. Pasalnya merekam ulang lagunya merupakan tindakan legal dan sudah ia rencanakan sejak Agustus lalu.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia