Jakarta – Pemerintah India menyetujui persyaratan Indonesia terkait ekspor kelapa sawit. Sebagai timbal balik, Indonesia diminta membeli beras dan gula dari India.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam pertemuan puncak KTT ASEAN di Thailand, mengatakan pemerintah menyepakati hal tersebut dan akan melakukan pembelian secara bertahap. “Nanti bisa ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan ke depan,” ujarnya, mengutip Setkab.go.id, Senin (4/11).

Menurut Airlangga, neraca perdagangan antara RI dengan India tercatat positif. “Kita positif US$8 miliar, tertinggi pada 2017 lalu sebesar US$10 miliar, dengan komoditas utamanya adalah batu bara dan kelapa sawit,” terang dia.

Lebih lanjut ia menyebut tarif kelapa sawit, baik untuk minyak kelapa sawit (CPI) maupun RBD sudah sama. “Semula ada perbedaan 5 persen, namun sesuai dengan permintaan bapak Presiden, PM Narendra Modi menerima sehingga tarif CPO itu sama, RBD itu, sama,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India Narendra Modi. Dalam pertemuan itu, Modi menekankan dukungannya terhadap sentral ekonomi di ASEAN.

Tak cuma itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menuturkan Jokowi juga membahas mengenai permasalahan sawit. “Intinya adalah PM Modi siap memberikan perlakuan yang fair (adil) terhadap sawit Indonesia,” katanya.

 

Editor: PAR
Sumber: CNN Indonesia