Alphabet, induk perusahaan Google, mengumumkan rencana untuk mengakuisisi Fitbit yang merupakan startup pembuat jam tangan pintar (smartwatch) dan aplikasi pelacak aktivitas kebugaran, senilai 2,1 miliar dollar AS atau setara Rp 29,4 triliun.

Ini adalah salah satu aksi akuisisi terbesar Google, untuk mengejar ambisi dalam mengembangkan teknologi perangkat yang dapat dipakai di tubuh atau wearable device.

Kesepakatan akuisisi diharapkan akan selesai pada tahun 2020.

“Dengan sumber daya Google dan platform global, Fitbit akan dapat mempercepat inovasi dalam kategori produk wearable device, skala lebih cepat, dan membuat kesehatan bahkan lebih mudah diakses oleh semua orang,” kata pendiri dan CEO Fitbit James Park.

Analis tidak terkejut dengan akuisisi ini, karena telah beredar rumor di industri bahwa Google ingin membuat smartwatch sendiri. Belakangan, isu Google mengakuisisi Fitbit juga makin kuat.

Fitbit Versa. Foto: Janitors via Flickr (CC BY 2.0)

Google sebelumnya telah memiliki produk peranti keras berupa Pixel dan Nest, tapi itu belum membuat banyak kemajuan. Google ingin masuk lebih dalam, termasuk untuk menandingi Apple Watch yang kini menguasai pasar jam tangan pintar.

Tetapi, Apple Watch sendiri dan smartwatch lain dinilai belum bisa memberi inovasi nyata seperti smartphone, sehingga memunculkan pertanyaan besar tentang berapa banyak orang yang rela bayar mahal untuk beli produk macam ini. Masalah lain, smartwatch dinilai sebagai perangkat pintar yang belum “mandiri” karena ia harus terhubung dengan smartphone.

“Memiliki komputer kecil di pergelangan tangan, itu memang keren, tapi berapa banyak nilai ekstranya bagi kebanyakan orang?” kata analis teknologi Alan Antin mengatakan kepada CNN.

Sejumlah pihak juga mempertanyakan isu privasi data di perangkat Fitbit dan bagaimana data itu dimanfaatkan. Mereka tak ingin data itu dijual demi mendorong bisnis.

“Sebagian besar pengguna melihat manfaat yang mereka dapatkan dengan data mereka masuk ke perangkat ini dan bagaimana mereka meningkatkan kehidupan mereka, tetapi akan ada sekelompok konsumen skeptis yang tidak akan mempercayai itu,” kata lembaga riset Gartner.

Dalam siaran pers, Fitbit menekankan komitmennya terhadap privasi data, mengatakan akan tetap transparan tentang metode pengumpulan data. Perusahaan juga mengatakan tidak pernah menjual informasi pribadi. Ada juga janji data kesehatan serta kebugarannya tidak akan digunakan untuk iklan Google.

Fitbit Charge 2. Foto: Dan Clifton (CC BY-NC-ND 4.0)

Data telah menjadi bagian penting dalam perjalanan Fitbit. Data dikumpulkan untuk memberi wawasan ke pengguna tentang seberapa banyak pengguna berolahraga, intensitas gerak, sampai berapa banyak waktu tidur yang didapat.

Urusan data ini pula yang mungkin jadi daya tarik utama bagi Google untuk membeli Fitbit.

Awal tahun ini, Fitbit menurunkan harga jual pada beberapa perangkatnya dan meluncurkan penawaran berlangganan baru yang disebut Fitbit Premium, yang memberikan wawasan lebih mendalam tentang tidur, kebugaran, dan kesehatan secara keseluruhan. Pada bulan Juli, Fitbit memangkas prospek untuk setahun penuh setelah penjualan smartwatch Versa Lite yang mengecewakan.

 

Editor: PAR
Sumber: kumparan