PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencatatkan keuntungan sebesar USD 122,424 juta atau sekitar Rp 1,713 triliun (kurs Rp 14.000) di periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2019. Di periode yang sama tahun lalu, maskapai pelat merah tersebut masih mencatatkan rugi USD 114,080 juta atau sekitar Rp 1,597 triliun.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan perseroan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (31/10), perolehan laba perseroan ditopang angka pendapatan yang naik di kuartal III 2019 sebesar USD 3,540 miliar atau sekitar Rp 49,560 triliun. Angka tersebut naik 9,97 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 3,219 miliar atau sekitar Rp 45,066 triliun.

Pendapatan Garuda Indonesia disumbang dari penerbangan berjadwal yang naik menjadi USD 2,795 miliar dari sebelumnya USD 2,567 miliar. Sementara penerbangan tidak berjadwal justru turun dari USD 254,753 juta menjadi USD 249,914 juta.

 

Selain itu, beban usaha juga turun dari USD 3,352 miliar menjadi USD 3,286 miliar di kuartal III 2019.

Di pos lain, perseroan juga mencatatkan keuntungan dari selisih kurs sebesar USD 5,453 juta di kuartal III 2019. Di periode tahun sebelumnya, perseroan mencatatkan rugi kurs USD 114,080 juta.

Dari sisi aset, Garuda Indonesia mencatat kenaikan aset dari USD 4,167 miliar menjadi USD 4,416 miliar.

Posisi liabilitas juga ikut naik menjadi USD 3,505 triliun dari sebelumnya USD 3,437 triliun. Sedangkan ekuitas bertambah dari USD 730,141 miliar menjadi USD 910,941 miliar.

 

Editor: PAR
Sumber: kumparan