Jakarta – Tercatat hampir 900 anak-anak di kota Pakistan positif HIV setelah seorang dokter diduga menggunakan kembali jarum suntik yang terinfeksi. Bukan hanya itu, sekitar 200 orang dewasa juga dinyatakan positif HIV sejak epidemi di Ratodero, Pakistan, dikonfirmasi pada bulan April.

Namun pejabat kesehatan khawatir jumlah sebenarnya bisa lebih tinggi karena baru 200 ribu atau sekitar seperempat penduduk kota yang diuji.

Wabah HIV diduga disebabkan oleh dokter anak, dr Muzaffar Ghanghro, salah satu dokter termurah di wilayah kota Pakistan. Ia hanya mengenakan biaya 30 rupee atau sekitar Rp. 2.700 per kunjungan.

Sayangnya, dengan melihat cara dia memperlakukan pasiennya, kita bisa melihat mengapa biaya perawatannya sangat murah. Saat ini dia telah ditangkap dan didakwa melakukan kelalaian setelah pasien menuduhnya sering menggunakan jarum suntik kembali pada anak-anak mereka.

Imtiaz Jalbani, yang keenam anaknya dirawat oleh dr Ghanghro, mengatakan kepada The New York Times bahwa ia melihat dokter tersebut mencari jarum suntik bekas di tempat sampah untuk digunakan pada putranya yang berusia 6 tahun, yang kemudian didiagnosis positif HIV.

Ketika Mr Jalbani memprotes, dokter mengatakan dirinya terlalu miskin untuk membayar jarum baru. Orang tua lain, yang ketiga anaknya terjangkit penyakit ini, menuduh dokter anak itu karena ia menggunakan suntik yang sama pada 50 anak tanpa mengganti jarum.

 

Editor: PAR
Sumber: detikhealth