Jakarta – Petarung bebas asal Amerika Serikat, Tony Ferguson, diklaim memiliki kualitas untuk mengalahkan Khabib Nurmagomedov yang merupakan juara bertahan kelas ringan UFC.

Ferguson disebut-sebut jadi petarung yang akan menjadi lawan Khabib berikutnya usai mempertahankan gelar juara kelas ringan dengan menumbangkan Dustin Poirier pada September lalu.

Pertarungan Khabib vs Ferguson ditunggu banyak pihak karena keduanya sama-sama mempunyai rekor mengesankan. Ferguson telah bertarung 28 kali dan hanya menelan 3 kekalahan, sedangkan Khabib belum terkalahkan dalam 28 laga.

Walaupun menelan tiga kekalahan, namun Ferguson mencatatkan 12 kemenangan beruntun dan tidak pernah kalah sejak 2012. Kekalahan yang diterimanya juga lewat keputusan angka.

Ferguson merupakan petarung muay thai dan juga jiu-jitsu Brasil. Dikutip dari Sports Casting, gaya bertarung Ferguson tidak monoton, bahkan cenderung aneh.

Tony Ferguson diklaim punya kualitas untuk kalahkan Khabib.Tony Ferguson diklaim punya kualitas untuk Tony Ferguson diklaim punya kualitas untuk kalahkan Khabib.
Dalam bertarung Ferguson mengombinasikan berbagai hal untuk bisa menjatuhkan lawan. Hal itu yang dianggap akan jadi kunci bagi Ferguson untuk mengalahkan Khabib.

Khabib diklaim pernah menghadapi beberapa petarung sabuk hitam jiu-jitsu, tetapi tidak pernah berhadapan dengan petarung sekreatif Ferguson. Meski lihai

The Eagle, julukan Khabib, diprediksi akan tetap mengandalkan keahlian bergulatnya dan bermain di bawah. Namun Ferguson merupakan petarung yang dikenal kerap melancarkan serangan dengan licik.

Ferguson Punya Syarat Kalahkan Khabib
Gaya bertarung Ferguson yang aneh akan membuat Khabib kesulitan dalam duel nanti. Dengan begitu Ferguson bisa memberikan kuncian kepada Khabib. Jika lengah, bukan tidak mungkin Khabib akan kalah lewat KO.

Lihat juga: Hina Tanah Kelahiran Khabib, McGregor Dilempar Botol
Khabib bukan orang baru bagi Ferguson, begitu juga sebaliknya. Pertarungan Khabib vs Ferguson sebelumnya sudah mengalami penundaan sebanyak empat kali sejak 2015.

 

 

Editor: PAR
Sumber: CNN Indonesia