Jakarta – Arab Saudi memuji serangan pasukan khusus Amerika Serikat di Suriah yang menewaskan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi. Saudi menganggap kekerasan dan kejahatan yang diperbuat Baghdadi selama ini telah merusak citra Islam.

“Kerajaan menghargai upaya pemerintah AS untuk memburu anggota organisasi teroris ini yang merusak citra Islam yang sebenarnya lewat kekejaman dan kejahatan,” kata sumber Kementerian Luar Negeri Saudi, dilansir dari Saudi Press Agency (SPA).

Lihat juga: Brexit Ditunda hingga AS Buang Jasad Baghdadi ke Laut

Menurut AFP, sumber itu mengatakan Arab Saudi bersama para sekutu, khususnya AS, akan terus memerangi terorisme.

Presiden AS Donald Trump telah memastikan Baghdadi tewas akibat serangan pasukan khusus AS di barat laut Suriah pada akhir pekan kemarin.

Dalam pidato di Gedung Putih, Trump menuturkan Baghdadi tewas setelah berusaha kabur dan terjebak hingga akhirnya meledakkan rompi bunuh diri. Operasi khusus AS itu juga, paparnya, turut menewaskan “sejumlah besar” anggota ISIS lainnya, termasuk tiga anak Baghdadi.

Baghdadi diyakini sebagai pemimpin kelompok ISIS yang paling dicari selama hampir sepuluh tahun terakhir. Pejabat pertahanan menyebut CIA juga turut membantu perburuan pemimpin ISIS tersebut.

Baghdadi lahir dengan nama Ibrahim Awad al-Samarrai pada 1971 silam di Tobchi, daerah kumuh di dekat Samarra, di utara Baghdad.

Dia bergabung dengan kelompok pemberontak pada 2003 lalu, saat AS menginvasi Irak. Saat itu, ia tertangkap oleh pasukan AS dan dibebaskan setahun setelahnya karena dianggap sebagai penghasut warga sipil alih-alih ancaman militer.

Baru pada 4 Juli 2014 ia menjadi pusat perhatian dunia. Di mimbar masjid al-Nuri di Mosul, pria yang lahir dari sebuah keluarga penceramah ini mengumumkan pembentukan kekhalifahan ISIS di Irak dan Suriah.

Ribuan orang dari seluruh dunia mendatangi Irak dan Suriah untuk menjadi pasukan negara bentukannya.

 

Editor: PAR
Sumber: CNN Indonesia