Jakarta – Sebuah penelitian menunjukkan, lemak dapat menumpuk di dinding saluran pernapasan paru-paru. Orang-orang yang memiliki kelebihan berat badan lebih berisiko memiliki penumpukan lemak di paru-paru. Hal ini menjelaskan obesitas sebagai faktor risiko asma, menurut penelitian yang dipublikasikan di European Respiratory Journal baru-baru ini.

Hubungan antara obesitas dan asma telah dikenal selama bertahun-tahun, tetapi alasan adanya hubungan tersebut tidak sepenuhnya dipahami. Beberapa peneliti telah menyatakan, kelebihan berat badan memberikan tekanan langsung pada paru-paru, membuat pernapasan menjadi lebih sulit. Peneliti lainnya berpendapat, obesitas dapat meningkatkan peradangan di seluruh tubuh, yang berkontribusi terhadap asma.

Tetapi studi baru “menunjukkan ada mekanisme lain yang berperan,” kata rekan penulis studi Peter Noble, seorang associate professor di University of Western Australia, Perth. Penumpukan lemak dapat mengubah struktur saluran udara manusia dengan meningkatnya risiko asma, kata para penulis.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi apakah jaringan lemak di saluran udara benar-benar berkontribusi terhadap asma, dan apakah penurunan berat badan dapat mengurangi risiko asma.

Para peneliti telah mempelajari perubahan pada saluran udara yang terkait dengan penyakit pernapasan ketika mereka memperhatikan sampel paru-paru menunjukkan jaringan lemak menumpuk di dinding saluran udara di dalam paru-paru, kata ketua penulis studi John Elliot, seorang peneliti senior di Sir Charles, Rumah Sakit Gairdner, Perth. Para ilmuwan bertanya-tanya apakah penumpukan lemak ini terkait dengan berat badan.

Untuk mengetahuinya, Noble, Elliot dan koleganya menganalisis sampel postmortem dari jaringan jalan napas pada 52 orang, termasuk 16 orang meninggal karena asma, 21 orang menderita asma tetapi meninggal karena sebab lain, dan 15 orang yang tidak memiliki riwayat asma saat meninggalnya.

Ketika para peneliti menggunakan pewarna khusus untuk menganalisis sampel dengan mikroskop, mereka melihat jaringan lemak yang menumpuk di dinding saluran napas di antara tiga kelompok.

Selain itu, jumlah lemak di dinding saluran napas dikaitkan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) setiap orang, yang berarti bahwa lebih banyak lemak yang terakumulasi pada individu dengan IMT lebih tinggi, dibandingkan dengan mereka yang memiliki IMT lebih rendah.

Para peneliti menyimpulkan bahwa penumpukan lemak dapat menyebabkan penebalan di saluran udara, yang membatasi aliran udara. “hal itu setidaknya dapat menjelaskan peningkatan gejala asma,” dengan obesitas, kata Noble.

“Ini adalah temuan penting pada hubungan antara berat badan dan penyakit pernapasan, menunjukkan bagaimana kelebihan berat badan atau obesitas menyebabkan gejala lebih buruk bagi manusia dengan asma,” kata Thierry Troosters, presiden European Respiratory Society, yang tidak terlibat dalam penelitian. “Ini melampaui pengamatan sederhana bahwa pasien dengan obesitas perlu bernafas lebih banyak dengan aktivitasnya… titik-titik pengamatan pada perubahan jalan napas sejati yang terkait dengan obesitas.”

Meskipun temuan masih perlu dikonfirmasi, dokter harus mendukung pasien asma untuk membantu mereka mencapai atau mempertahankan berat badan yang sehat, katanya.

 

 

Editor: PAR
Sumber: detikhealth