Ratusan tahun lalu, sebelum Bumi Pertiwi dikenal dengan nama Indonesia, penduduk Belanda terbiasa menyebutnya sebagai Hindia Belanda (Dutch East Indies). Tergiur dengan iming-iming pulau yang kaya akan rempah dengan alam yang indah, membawa salah seorang pelaut ternama asal Negeri Kincir Angin bernama Dirk Hartog, datang berkunjung.

Namun sayangnya, ia salah membuat perhitungan ketika hendak berbelok. Dihimpun dari beragam sumber, ia bukannya tiba di Hindia Belanda (kini dikenal sebagai Indonesia), tapi malah sampai di pulau antah-berantah tak berpenghuni di kawasan Australia Barat. Hartog tiba pada 25 Oktober 1616 dan kemudian menamai pulau tersebut dengan namanya.

Hartog juga mendirikan sebuah pos yang dihias dengan tulisan yang menunjukkan kunjungannya selama dua hari. Penemuannya akan pulau antah berantah ini kemudian menjadi penanda awal garis pantai Australia Barat muncul di peta dunia, dan Dirk Hartog menjadi orang pertama yang memetakan Australia Barat.

Tahun berganti tahun, banyak orang yang datang dan silih berganti menyambangi Dirk Hartog. Mulai dari bangsa Belanda, Prancis, hingga Inggris mengunjungi pulau tersebut dan menyematkan jejak kakinya di sana. Pada tahun 1860, Dirk Hartog menjadi sebuah peternakan domba bagi setiap pasukan maritim atau orang-orang yang datang untuk membangun infrastruktur di dalamnya.

Pada saat itu, Dirk Hartog Island juga sudah dianggap sebagai bagian dari Australia, karena sempat pula dijajah oleh Inggris. Lalu pada 1993, seorang pria bernama Kieran Wardle datang menggantikan kakeknya yang sakit untuk menangani ternak di peternakan domba sang kakek.

Tak lama setelahnya, datang pula seorang wanita bernama Tory dari Melbourne yang bekerja sementara sebagai juru masak di properti milik sang kakek. Namun, akhirnya Tory tak pernah kembali, ia justru jatuh cinta dan menikah dengan Kieran.

Tory dan Kieran Wardle kemudian membangun rumah dari batu kapur dan memiliki tiga orang anak. Keluarga ini kemudian menjadi penghuni tetap pulau tersebut hingga saat ini. Untuk menjalankan kehidupannya, Tory dan Kieran mengubah peternakan domba menjadi resor dengan enam kamar berteknologi ramah lingkungan.

Tenaga listrik yang digunakan untuk mengoperasikan properti mereka berasal dari panel tenaga surya. Air yang digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari dipompa menggunakan kincir angin. Pasokan daging didatangkan menggunakan kapal sebulan sekali. Buah dan sayuran segar didatangkan setiap minggu dan ikan dipancing sendiri tak jauh dari dapur.

Kini, Dirk Hartog Island menjadi destinasi wisata berbasis alam yang wajib dikunjungi ketika berada di Australia. Pulau ini berlokasi di kawasan warisan dunia Shark Bay dan terkenal dengan pantainya yang tenang, lanskap menakjubkan, serta sejarah Australia yang kaya.

Flora dan faunanya yang unik, formasi geologi yang dilindungi dalam taman laut, dan tebing dengan batuan berwarna merah, terumbu karang, laut yang jernih dan pantai yang bersih jadi kelebihan Dirk Hartog Island. Itu baru dari luarnya saja, dunia bawah lautnya lebih menakjubkan lagi.

Ketika musim migrasi paus tahunan tiba, kamu bisa melihat mereka berenang dan bermigrasi bersama dengan penyu, ikan pari, hiu manta, dan beragam ikan lainnya. Kamu bahkan bisa menemukan ikan duyung yang berenang dengan indahnya dan memakan rumput laut.

Sesuai dengan lokasinya yang diberi nama Shark Bay, setidaknya ada 28 spesies hiu yang bisa kamu temukan di teluk ini dan juga 320 spesies ikan lainnya yang bermukim di kawasan laut tersebut. Apalagi kini di Dirk Hartog Island terdapat sebuah program pemulihan ekologi yang bertajuk Return to 1616.

Program ini berusaha untuk memperbaiki lingkungan yang telah rusak di Dirk Hartog Island, Australia. Sehingga flora dan fauna asli yang terancam punah, seperti marsupilami, walabi, beragam mamalia dan predator khas dapat kembali hidup di habitatnya.

Soal keindahannya jangan ditanya lagi. Meskipun memiliki lokasi yang jauh dari tengah kota Australia, Dirk Hartog Island jadi incaran traveler pecinta alam, terutama lautan.

Dirk Hartog Island menyediakan fasilitas kapal bagi pengunjung Foto: Dok. Dirk Hartog Island

Untuk menuju ke sana, kamu bisa melakukan perjalanan Perth menuju Steep Point yang membutuhkan waktu sekitar 14 jam dengan kendaraan roda empat. Tapi tenang, Dirk Hartog Island yang dikelola Kieran dan Tory memfasilitasi pengunjung dengan kendaraan roda empat dan trailer untuk mengeksplorasi Steep Point, titik terbarat di Australia. Mereka juga memiliki kapal yang bisa digunakan pengunjung Dirk Hartog Island dan juga mengantar mereka ke tengah lautan.

Meski begitu, kamu yang tidak ingin menginap di eco-lodge mereka juga tetap bisa menikmati keindahan Dirk Hartog. Hanya saja, kamu mesti membawa seluruh kebutuhanmu sendiri, seperti peralatan berkemah, bahan bakar, air minum, makanan, dan tentunya juga kendaraan.

Hmm.. Sepertinya seru sekali, kumparan jadi tertantang untuk mengunjunginya sendiri ke Australia. Kalau kamu?

 

 

 

Editor: PAR
Sumber: kumparan