Publik Korea Utara dibuat terpana dengan penampilan pemimpin mereka Kim Jong-un nan gagah berani. Kim terlihat menunggang kuda putih di pegunungan yang bersalju. Tapi ini bukan sembarang pencitraan, diduga akan ada kejutan dari Korut.

Foto-foto Kim bak pangeran berkuda disebarkan oleh kantor berita corong pemerintah Korut, KCNA, pada Rabu (16/10). Dalam keterangannya diketahui, dia tengah berada di Gunung Paektu, gunung keramat bagi dinasti Kim.

Bukan Korut namanya jika berita soal Kim tidak dibumbui kalimat yang menggugah dan sarat propaganda. Diberitakan Reuters, KCNA menuliskan bahwa Kim yang menunggang kuda di Paektu adalah peristiwa besar yang luar biasa penting.

“Dia mengendarai kuda di Gunung Paektu adalah peristiwa besar yang sangat penting dalam sejarah revolusi Korea,” tulis KCNA.

“Setelah pernah menyaksikan momen luar biasa ketika dia merenung di Gunung Paektu, para pejabat yang menemaninya meyakini dengan emosi dan kegembiraan yang membuncah bahwa akan ada operasi hebat untuk mengejutkan dunia dengan keajaiban lagi dan kemajuan dalam revolusi Korea,” bunyi tulisan KCNA yang bertabur pujian berlebihan.

Tapi memang, kunjungan Kim ke gunung Paektu selalu diwarnai dengan langkah besar Korut. Pada akhir 2017, Kim mendaki Paektu beberapa hari setelah meluncurkan rudal balistik antarbenua atau ICBM.

Dia melakukan hal yang sama sebelum pidato Tahun Baru yang menyiratkan dibukanya pintu dialog dengan Korea Selatan. Tahun lalu, Kim mengajak Presiden Korsel Moon Jae-in berfoto di atas gunung ini, menandai pertemuan bersejarah kedua pemimpin negara yang masih berperang.

Sejak saat itu, ketegangan Korut dan Korsel mereda walau upaya Amerika Serikat mendamaikan keduanya belum berhasil.

Menurut pengamat, aksi Kim yang berkuda di gunung Paektu adalah bentuk perlawanan atas sanksi dan embargo Barat terhadap Korut. AS masih belum mengendurkan sanksi karena Korut dianggap tidak serius melakukan denuklirisasi.

“Ini adalah pernyataan, simbol dari perlawanan,” kata Joshua Pollack, ahli Korut dari Middlebury Institute of International Studies di California, Amerika Serikat.

“Upaya meminta keringanan sanksi berakhir. Tidak ada yang ditunjukkan secara jelas di sini, namun simbol itu memberikan harapan baru soal kebijakan yang akan datang pada 2020,” lanjut Joshua.

Rachel Minyoung Lee, pengamat di NK News, situs berita yang memonitor Korut, mengatakan Kim berkuda di Paektu seakan ingin menunjukkan kepada rakyatnya bahwa dia tengah merenungkan sebuah keputusan besar.

“Laporan di Korut menggambarkan Kim mendaki gunung Paektu dengan kuda sebagai mitos baru, bersamaan dengan citranya di atas kuda putih, dirancang untuk menciptakan efek propaganda maksimal, yang saya yakin akan dimainkan media dalam beberapa hari ke depan,” kata Lee.

 

 

 

 

 

Editor: PAR
Sumber: kumparan