unjukkan foto dua pelaku penusukkan terhadap Wiranto, SA dan FA. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)

Medan,  Syahrial Alamsyah alias Abu Rara, pria yang menusuk Menkopolhukam Wiranto, diduga terpapar paham radikal saat merantau ke Jawa.

Ia disebut pernah tinggal di Jalan Alfaka 6, Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara. Namun sekitar 2017 silam, rumahnya terkena penggusuran terkait proyek jalan tol.

“Rumahnya memang tergusur karena proyek jalan tol, dan mereka telah menerima ganti rugi. Kemungkinan, pelaku terpapar paham radikal pada saat merantau ke Jawa,” kata Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto, di Medan, Jumat (11/10).

Syahrial juga diketahui pernah tinggal bersama kakaknya di Jalan Alfaka 5, Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan.

Usai kejadian, polisi lantas bergerak ke sana untuk memintai keterangan pihak keluarga pada Kamis (10/10) hingga malam hari. Berdasarkan pemeriksaan itu, polisi tidak menemukan tanda-tanda keterkaitan antara keluarga Syahrial dengan jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

“Jadi sudah dua tahun lebih tidak lagi tinggal di Medan. Kemudian pindah ke Jawa. Itulah yang membuat yang bersangkutan terpapar paham yang radikal,” ungkapnya.

Kasus yang menimpa Syahrial, katanya, tak perlu sampai mengusik keluarga Syahrial yang ada di Medan. Sebab, keluarganya sejauh ini tak memiliki keterkaitan dengan aksi maupun jaringan Syahrial.

“Kalau kita lihat, kakaknya tidak ada keterkaitan dengan jaringan ini. Janganlah orang yang nggak salah diperiksa. Jangan sampai tindakan kepolisian meresahkan masyarakat. Yang tidak salah jangan dicari,” ucap dia.

Seperti diketahui, Menkopolhukam Wiranto ditusuk saat menghadiri acara di Alun-alun Menes, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (10/10). Penyerangan itu dilakukan Syahrial Alamsyah bersama istrinya Fitri.

(fnr/arh)

Editor: PAR
Sumber: CNNIndonesia