Kunai, belati yang dipakai penusuk Wiranto (Dok. Istimewa) Kunai, belati yang dipakai penusuk Wiranto (Dok. Istimewa)

 

 

Jakarta – Suami-istri pelaku penusukan Menko Polhukam, Wiranto, menggunakan dua jenis senjata tajam. Pertama adalah kunai, pisau bermata dua seperti yang dipakai ninja, dan kedua adalah gunting. Kini keduanya masih diamankan jajaran Polda Banten.

“Yang laki-laki dalam bentuk belati dan perempuan (menggunakan) gunting,” kata Kapolda Banten Irjen Tomsi Tohir di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019).

Wiranto mengalami dua luka tusuk. Aksi keduanya juga melukai Kapolsek Menes Kompol Dariyanto dan pengawal Fuad Sauki.

Ternyata, luka tusuk pada permukaan tubuh dapat menunjukkan berbagai karakteristik morfologis. Hal ini bergantung pada jenis alat yang digunakan, permukaan penusukkan, ketajaman, lebar, dan bentuk senjata.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut perbedaan luka tusuk gunting dan kunai atau belati:

Belati sejenis juga dipakai oleh tokoh kartun Naruto.Belati sejenis juga dipakai oleh tokoh kartun Naruto. Foto: Dok. SBS

1. Gunting

Gunting dapat menghasilkan luka yang berbeda tergantung pada desain dan posisinya, apakah terbuka atau tertutup pada saat penikaman. Luka gunting yang tertutup berbentuk tunggal dan membentuk Z. Sedangkan, luka gunting yang terbuka biasanya berpasangan, dengan jarak yang bervariasi antar keduanya.

Gunting Vs 'Belati' ala Ninja, Ini Perbedaan Luka Tusuk yang DihasilkanKunai yang dipakai penusuk Wiranto (Dok. Istimewa)

2. Kunai, Belati

Kunai masuk dalam kategori pisau atau senjata dengan bilah dua sisi, seperti pisau militer, bayonet, dan belati. Pisau jenis ini membentuk tepi runcing di kedua sisi luka atau celah masuk berbentuk spindel yang meruncing di kedua ujungnya.

Pertolongan pertama pada korban tusukan yaitu dengan mengaplikasi tekanan pada luka. Hal ini dilakukan untuk menghentikan atau mengurangi jumlah darah yang hilang.

Gunting Vs 'Belati' ala Ninja, Ini Perbedaan Luka Tusuk yang DihasilkanFoto: Dok. Polsek Pandeglang

(up/up)

Editor: PAR
Sumber: detikhealt