Jakarta – Kasus penyeludupan benih lobster (BL) terkuak lagi. Di awal Oktober 2019, upaya penyeludupan 440.770 ekor BL berhasil digagalkan oleh sejumlah stakeholder seperti TNI dan Kepolisian RI.

Lalu, apa saja sih yang membuat lobster Indonesia ‘laku keras’ di pasar Internasional?

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, hanya sebagian kecil negara di dunia yang memiliki sumber daya ikan (SDI) benih lobster tersebut. Salah satunya Indonesia.

“Karena tidak ada yang punya lobster begitu cuma India, Indonesia, Australia, dan Kuba,” kata Susi di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta, Rabu (9/10/2019).

Selain itu, dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo menjelaskan, di kawasan ASEAN sendiri, Indonesia merupakan negara yang mempunyai stok benih lobster yang melimpah ruah.

“Di ASEAN, benih lobster paling banyak ditemui di perairan Indonesia. Di negara lain kalau pun toh ada umlahnya sedikit banget. Sehingga pemasok lobster ini semuanya dari Indonesia, sebagian besar dari Indonesia,” jelas Nilanto.

Nilanto mengungkapkan, ada dua jenis benih lobster Indonesia yang marak diseludupkan, yaitu lobster jenis mutiara dan jenis pasir.

“Jenisnya macam-macam, ada lobster mutiara paling mahal. Terus ada lobster pasir. Yang paling banyak itu,” ujar dia.

Kemudian, dari segi kualitasnya benih lobster Indonesia memang memiliki kualitas yang bagus.

“Kalau benih lobster ya di kita paling banyak dan tentunya paling bagus,” imbuh Nilanto.

Menambahkan hal tersebut, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Zulfichar Mochtar mengatakan, dari segi harga dan akses, benih lobster Indonesia memang mampu membuat negara tetangga tergiur.

“Dari harga pastinya, dan akses juga,” ucap dia.

Dari kasus penyeludupan BL yang berhasil digagalkan tersebut, yakni sebanyak 440.770 ekor, memiliki nilai SDI yang berhasil diselamatkan sebesar Rp 66.194.650.000.

Editor: PAR
Sumber: detikfinance