Proses rekrutmen Tenaga Ahli (TA) anggota DPR yang mensyaratkan minimal pendidikan S2 dengan IPK 3.0 atau S1 dengan pengalaman minimal 5 tahun, menuai sorotan lantaran anggota DPR hanya disyaratkan pendidikan minimal SMA/sederajat.
Muncul pertanyaan, berapa banyak anggota DPR 2019-2024 yang hanya lulusan SMA/sederajat?
Data Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), mencatat ada 58 anggota DPR yang hanya lulusan SMA/sederajat. Yaitu: PKB (8 orang), Gerindra (5 orang), PDIP (11 orang), Golkar (5 orang), NasDem (7 orang), PAN (5 orang), PKS (7 orang), PPP (4 orang), dan Demokrat (6 orang).
Namun Formappi tak merinci siapa saja 58 anggota DPR yang hanya tamatan SMA/sederajat tersebut.
kumparan lalu mengecek melalui data caleg di website KPU (https://infopemilu.kpu.go.id/pileg2019/pencalonan/daftar-calon/perubahan-dct) yang sudah lama kumparan unggah. Link KPU itu kini sedang tak bisa diakses, namun datanya sudah lama kami miliki.
Bagian yang dilihat adalah kolom ‘pendidikan’. Namun, data di KPU banyak yang tak akurat. Di antaranya, banyak caleg lulusan luar negeri ditulis hanya lulusan SMA/sederajat.
ADVERTISEMENT
Misal Sihar Sitorus, politikus PDIP di Sumut, ditulis pendidikan terakhir SMA/sederajat, padahal banyak referensi yang menyebut Sihar bahkan sudah menyandang gelar doktor administrasi bisnis dari Manchester Business School, Inggris.
Data KPU lalu dikroscek dengan data di website DPR (http://dpr.go.id/). Meski di web DPR belum semua data anggota DPR dimuat, namun beberapa bisa melengkapi kekurangan data di website KPU.
Di antaranya ada kolom pendidikan kosong, tapi sudah memiliki gelar pendidikan di website KPU/DPR. Lainnya, riwayat pendidikan ditemukan dari website lain.
Berikut daftar 39 anggota DPR lulusan SMA/sederajat:
(disclaimer: Data diperoleh dari website KPU, website DPR dan pencarian melalui Google. kumparan belum mengkonfirmasi ke semua anggota yang lulusan SMA/sederajat)
PKB: 6 orang
– Ruslan M. Daud (40.189 suara), dapil Aceh II
– Tommy Kurniawan (33.988 suara), dapil Jawa Barat V
– Syaiful Huda (72.945 suara), dapil Jawa Barat VII
(Ada referensi menyebut Syaiful pernah kuliah di IAIN Bandung namun tak lulus. Begitu juga kuliah di Universitas Islam Nusantara Bandung, namun tak ada keterangan lulus).
– Alamuin Dimyati Rois (105.708 suara), dapil Jawa Tengah I
– An’im Falachuddin (64.780 suara), dapil Jawa Timur VI
– Marthen Douw (151.994 suara), dapil Papua
Gerindra: 5 orang
– Muhammad Rahul (58.569 suara), dapil Riau I
(Di website KPU tercatat pekerjaan mahasiswa)
– Obon Tabroni (134.880 suara), dapil Jawa Barat VII
– Mulan Jameela (24.192 suara), Jawa Barat XI
 
– Abdul Wachid (63.777 suara), dapil Jateng II
– Muhammad Nur (43.61 suara), dapil Kalsel II
PDIP: 8 orang
– Sondang Tiar Debora Tampubolon (36.185 suara), dapil DKI I
– Yadi Srimulyadi (74.922 suara), dapil Jawa Barat II
– Mochamad Herviano (113.099 suara), dapil Jateng I
(Di web https://www.mochamadherviano.com/ maupun media sosial tidak dicantumkan riwayat pendidikan)
– Umar Bashor (59.474 suara), dapil Jawa Timur IV
– Krisdayanti (132.131 suara), dapil Jawa Timur V
– Ina Ammania (76.792 suara), dapil Jawa Timur VII
– Said Abdullah (176.981 suara), dapil Jawa Timur XI
– Herman Herry/Hery (98.987 suara), dapil NTT II
Golkar: 1 orang
– Ilham Pangestu (39.719 suara), dapil Aceh II
NasDem: 6 orang
– Delmeria (91.096 suara), dapil Sumatera Utara II
– Sri Wahyuni (161.102 suara), dapil Jawa Timur VII
– Rusdi Masse Mappasessu (119.064 suara), Dapil Sulsel III
(Eks Bupati Sidrap, namun belum ditemukan riwayat pendidikan setelah SMA)
– Eva Stevany Rataba (44.245 suara), dapil Sulsel III
(Istri Wakil Bupati Toraja Utara, belum ditemukan riwayat pendidikan setelah SMA)
-Roberth Rouw (274.426 suara), dapil Papua
– Sulaeman L. Hamzah (161.898 suara), dapil Papua
PAN: 5 orang
– Nazaruddin Dek Gam (93.353 suara), dapil Aceh I
– Athari Ghauthi Ardi (82.982 suara), dapil Sumatera Barat I
– Lulung Abraham (69.782 suara), dapil DKI Jakarta III
– Sungkono (50.606 suara), dapil Jawa Timur I
– Abdul Hakim Bafagih (56.848 suara,) dapil Jatim VIII
PKS: 1 orang
– Rafli (36.596 suara), dapil Aceh I
PPP: 3 orang
– Elly Rachmat Yasin (71.884), dapil Jawa Barat V
– Rojih (59.448 suara), dapil Jawa Tengah II
– Muslich Zainal Abidin (56.863 suara), dapil Jawa Tengah VI
Demokrat: 4 orang
– Wastam (51.957 suara), dapil Jawa Tengah VIII
– Nur Aeni (52.065 suara), dapil Banten II
– Muhammad Dhevy Bijak (45.790 suara), dapil Sulsel III
– Rusda Mahmud (97.806 suara), dapil Sulawesi Tenggara
Tak Perlu Kompetensi Pendidikan
Anggota senior Partai Golkar dan juga lama di DPR, Agun Gunanjar, menyebut tak harus ada kompetensi pendidikan untuk menjadi anggota DPR. Banyak yang lebih pintar dan berpengalaman hanya lulusan SMA/sederajat.
“Syarat itu tidak berubah dari UU Pemilu sebelumnya, melihat kondisi objektif banyak (caleg) cerdas, pintar, yang tidak sekolah. Jadi enggak ada pertimbangan khusus,” ucap Agun yang juga perumus UU Pemilu, kepada kumparan.
UU Pemilu harus memberikan kesempatan yang sama bagi siapa saja untuk menjadi caleg sehingga syaratnya hanya lulusan SMA. Jadi tidak diukur dengan basis pendidikan.
“Kalau TA, namanya juga tenaga ahli harus ada syarat kompetensi karena untuk membantu anggota melakukan analisis, kajian,” pungkasnya.
Editor: PAR
Sumber: kumparan