Kuantan – Kegagalan tak menjadikan mahasiswa asal Malaysia ini untuk menyerah dan terpuruk. Ia berjuang untuk menyelesaikan pendidikannya meskipun gagal 18 kali dalam meraih gelar sarjana.

Muhammad Rafiq Izzat Zaidi jadi viral setelah menceritakan kisahnya yang berjuang untuk lulus kuliah setelah berkali-kali gagal dalam sidang skripsi. Rafiq terdaftar sebagai mahasiswa hukum di Universitas Teknologi Mara (UiTM) angkatan 2013. Setelah gagal skripsi hingga 18 kali, ia pun akhirnya lulus pada 2019.

“Saya seorang pelajar yang lambat di sekolah hukum, saya harus gagal kira-kira dua hingga tiga kali untuk lulus mata pelajaran tertentu. Tapi, semakin saya gagal, semakin dalam subjek (mata kuliah) terukir di kepala saya meskipun telah menghabiskan biaya untuk 11 semester. Aku telah gagal 18 kali sampai aku akhirnya diwisuda,” cuit Rafiq di Twitter yang telah disukai 11 ribu lebih itu.

 

 

Seperti dilaporkan oleh Malay Mail, Rafiq menjelaskan bahwa meskipun ia tidak didiagnosis menderita ketidakmampuan belajar, ia menghadapi kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru. Rafiq pun mengaku perlu menginvestasikan waktunya lebih lama daripada orang lain untuk memahami suatu subjek mata kuliah.

Sulit bagi pria asal Kuantan, Malaysia ini untuk melihat teman-temannya lulus dan mulai bekerja. “Ketika teman-teman saya belajar delapan semester yang empat tahun, saya masih belum selesai. Melihat mereka memulai karier di dunia hukum memberi banyak tekanan pada saya,” terang Rafiq

Perjuangan Rafiq untuk wisuda setelah gagal 18 kali jadi viral

Meskipun hampir dikeluarkan (Drop Out), Rafiq mengajukan permohonan ke universitas dan diberi kesempatan untuk melanjutkan studinya. Beban dan tekanan kuliah yang menimpanya ini pernah membuat dirinya mempertimbangkan untuk bunuh diri.

“Ada waktu saya berpikir untuk bunuh diri. Saya sedang mengemudi dan saya merasa seperti ingin menabrak mobil saya ke lalu lintas yang berlawanan untuk melepaskan ketegangan ini,” jelas Rafiq.

Namun, pria berusia 25 tahun ini menyadari bahwa bunuh diri tidak akan menyelesaikan masalahnya. Dengan dukungan orang tua dan dosennya, Rafiq menemukan kekuatan untuk melanjutkan program studinya, dan berhasil menyelesaikan skripsinya.

“Saya berterima kasih karena akhirnya menyelesaikan studi saya setelah sekian lama. Saya akan bekerja keras untuk menjadi pengacara dan memiliki firma hukum saya sendiri. Ingat, jika kamu gagal tujuh kali, kamu harus bangun untuk yang kedelapan. Kerja keras terbayar,” kata Rafiq

Editor: PAR
Sumber: wolipop