Jakarta – Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa saat ini Rusia sedang membantu China mengembangkan sistem peringatan dini serangan rudal.

“Kami sekarang membantu China menciptakan sistem peringatan serangan rudal,” ujar Putin dalam konferensi kebijakan luar negeri di Sochi pada Kamis (3/10).

Ia kemudian berkata, “Ini sangat serius karena akan meningkatkan kapabilitas pertahanan China, karena sekarang hanya Amerika Serikat dan Rusia yang punya sistem itu.

Putin mengatakan bahwa Rusia memutuskan membantu China setelah Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dari Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF) yang disepakati pada 1987 lalu.

Menurut Putin, keputusan Trump tersebut melemahkan stabilitas strategi internasional jangka panjang Rusia.

Trump memutuskan untuk menarik AS dari INF menganggap Rusia melanggar sejumlah ketentuan dalam perjanjian tersebut.

Secara umum, perjanjian yang diteken Presiden Ronald Reagan dan Sekretaris Jenderal Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, tersebut melarang rudal dengan jarak jelajah 1.000-5.000 kilometer.

Saat ini, kedua negara hanya terikat dengan kesepakatan New START yang diteken pada 2010. Perjanjian itu mewajibkan AS dan Rusia membatasi hulu ledak nuklir mereka di bawah batas saat Perang Dingin.

Namun, perjanjian itu akan berakhir pada 2021 mendatang. Putin sudah mendesak AS untuk menegosiasikan perpanjangan perjanjian, tapi tak digubris.

Putin pun sempat mengancam membatalkan New START jika AS terus menolak negosiasi. Ia memperingatkan bakal ada “bencana global” jika AS tak mau berunding.

Editor: PAR
Sumber: CNN Indonesia