Jakarta – Presiden Donald Trump memastikan bahwa perundingan denuklirisasi antara Amerika Serikat dan Korea Utara tetap berjalan meski Pyongyang melakukan uji coba rudal terbaru pada pekan ini.

“Mereka ingin bicara dan kami akan bicara dengan mereka,” ujar Trump sebagaimana dikutip AFP pada Kamis (3/10).

Ketika ditanya pendapatnya peluncuran rudal Korut tersebut sudah keterlaluan atau tidak, Trump hanya menjawab, “Kita lihat nanti.”

Sementara Trump menanggapi santai, sejumlah pakar menganggap peluncuran rudal Korut pada pekan ini paling signifikan sejak perundingan denuklirisasi AS dan Korut dimulai pada 2018 lalu.

Korut mengklaim rudal balistik jarak menengah tersebut dilontarkan dari kapal selam. Jika terbukti benar, Korut berarti dapat membawa rudal di dalam kapal selam dan membawanya ke perairan manapun untuk menyerang satu negara dari jarak dekat.

Sejumlah analis menganggap bahwa jika terbukti benar, kapabilitas rudal itu akan menjadi langkah besar dalam pengembangan program senjata nuklir Pyongyang.

Namun, juru bicara militer AS, Pat Ryder, menganggap Korut hanya membual. Menurutnya, rudal balistik tersebut hanya dilontarkan dari laut.

Trump sendiri memang dianggap terlalu lunak menanggapi Korut yang terus menguji coba rudal setelah pertemuan kedua antara sang presiden AS dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un, pada Februari lalu berakhir tanpa kesepakatan apa pun.

Kini, Trump dianggap tak cukup menekan Korut karena uji coba rudal ini dilakukan hanya berselang sehari setelah Korut sepakat melanjutkan perundingan denuklirisasi dengan Amerika Serikat.

Wakil Menteri Luar Negeri Korut, Choe Son Hui, mengatakan bahwa pihaknya dan AS akan melakukan komunikasi awal pada 4 Oktober. Sehari setelahnya, mereka akan langsung melakukan negosiasi.

Editor: PAR
Sumber: CNN Indonesia