Makanan tak bisa lepas dari kehidupan kita. Menjadi salah satu kebutuhan dasar makhluk hidup, makanan berfungsi sebagai penambah nutrisi agar bisa melakukan aktivitas harian dengan lancar.
Otomatis, makanan jadi sesuatu yang lumrah dan mudah dijumpai di berbagai tempat. Jenisnya pun mencapai ribuan, bahkan jutaan di berbagai belahan dunia.
Tapi di antara banyaknya jenis makanan di dunia, tentu ada beberapa yang nampak menonjol. Mulai dari rasanya hingga harganya yang bikin kita geleng-geleng kepala.
Caviar, truffle, hingga kopi luwak asal Indonesia. Tiga jenis hidangan tersebut dikenal hingga ke berbagai negara karena harga sangat tinggi, yang mencapai jutaan rupiah.
Meski harganya bisa bikin kantong mendadak bolong, peminatnya tak bisa dibilang sedikit, lho. Demi mendapatkan pengalaman langka menyantap hidangan premium tersebut, ada saja yang rela merogoh kocek dalam-dalam.
Sebenarnya apa sih, yang membuat banyak orang rela mengeluarkan uang yang tak sedikit untuk mencicipi makanan tersebut? Selain itu, apa ya yang membuatnya jadi super mahal? Berikut ulasannya.
Bahan yang langka
Satu yang pasti, ketersediaan bahan yang terbatas jadi faktor utama, kenapa ada makanan yang dijual dengan harga selangit. Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri, kopi luwak asli Indonesia punya harga yang tinggi karena langkanya bahan baku. Bahkan per cangkirnya bisa mencapai Rp 1 jutaan.
Kita tentu sudah tahu, bahwa biji kopi luwak berasal dari kotoran yang dikeluarkan hewan beraroma khas tersebut. Sedangkan biji kopi yang berkualitas tinggi, biasanya didapatkan dari luwak liar yang tidak dipelihara di penangkaran.
Selain itu ada juga jamur truffle. Dikutip dari situs penjualan jamur premium, Mushroom Man, harga jual satu kilogram truffle putih kualitas nomor satu; rata-rata USD 10.000 atau sekitar Rp 142 jutaan.
Jamur yang kerap diolah jadi minyak ini juga hanya bisa dijumpai di daerah Piemonte, barat laut Italia, pada bulan September hingga Desember setiap tahunnya.
Tak mengherankan, jarang sekali restoran yang bisa mendapatkan truffle dalam jumlah banyak. “Truffle putih sangat langka dan memiliki aroma serta rasa yang lebih sophisticated,” terang Chef Chandra Yudasswara kepada kumparan.
Proses pengolahan yang tidak sembarangan
Berbicara tentang makanan super mahal, tentu tak bisa lepas dari kaviar. Berasal dari telur ikan sturgeon yang bisa dijumpai di perairan Rusia hingga Amerika, harga rata-rata kaviar per kalengnya bisa mencapai jutaan rupiah. Salah satu jenis kaviar paling langka, Strottarga Bianco, yang diambil dari sturgeon albino bahkan dihargai hingga 1,6 Miliar per kilogram.
Tak hanya sulit ditemukan, proses untuk mendapatkan sepiring kecil kaviar pun cukup rumit. Telur yang ada di perut ikan sturgeon harus ‘dipanen’ secara manual, artinya harus diambil langsung dengan tangan agar tidak merusak tekstur dan bentuk asli kaviar.
Menariknya lagi, menyajikan kaviar juga tidak bisa dilakukan sembarangan. Selain disajikan di atas hidangan sebagai garnish, kaviar juga bisa disantap langsung. Tapi harus menggunakan sendok yang terbuat dari logam mulia, sebab logam biasa seperti besi atau alumunium dapat merusak rasa asli kaviar.
Bergeser ke Negeri Sakura, negara ini juga dikenal punya banyak makanan berharga fantastis. Salah satunya daging sapi premium, seperti wagyu, kobe, dan omi hime. Untuk varian terakhir tersebut harganya bisa mencapai Rp 5 juta per kilogram, lho.
Menurut penjelasan Chef Umemoto, omi hime hanya bisa diambil dari sapi betina perawan yang telah lolos kualifikasi. Sapi yang menghasilkan omi hime pun harus dipelihara secara baik, mulai dari kebersihan kandang, pakan, hingga air yang digunakan untuk minum, dan membersihkan sapi. Bahkan, sapi harus sering dipijat agar tidak mudah stres.
“Dari sapi-sapi Omi kami, yang kita sebut Hime hanya sapi betina. Dari keseluruhan sapi, princess-nya hanya yang memenuhi kualifikasi, jadi tidak semua sapi betina Jepang disebut Omi Hime,” jelas chef asal Jepang itu.
Hasilnya, daging sapi ini punya pola marbling yang rapat dan tekstur super lumer di mulut. Disantap dalam keadaan mentah pun, daging omi hime punya cita rasa yang mampu membuat lidah bergoyang.
Simbol budaya dan status sosial
Makanan mahal tak sekadar pengisi perut, beberapa jenis makanan mahal juga jadi simbol budaya hingga status sosial bagi penikmatnya. Di Jepang, banyak buah dijual dengan harga mahal tak hanya karena kualitas supernya, tapi juga sebagai bentuk penghormatan bagi para dewa. Misalnya melon Yubari yang dijual sekitar Rp 150 jutaan per buahnya, atau anggur bernama Ruby Roman seharga Rp 13 juta per butirnya.
Di Jepang, banyak orang menyuguhkan buah-buahan berkualitas super saat upacara keagamaan. Disimpan di butsudan atau altar kecil yang ada di depan kuil atau rumah, buah merupakan simbol penghormatan kepada dewa dalam kepercayaan pemeluk Buddha.
Menyuguhkan buah mahal, juga jadi salah satu cara terbaik menyambut tamu atau kolega yang dihormati. Maraknya kebiasaan ini pun, lantas membuat penjualan buah dengan harga yang tidak wajar, terus mengalami kenaikan di Jepang.
“Orang-orang membeli buah-buahan mahal untuk menunjukkan betapa spesialnya hadiah mereka kepada dewa, untuk acara-acara khusus atau untuk seseorang yang penting secara sosial, seperti atasan,” terang Soyeon Shim, dosen Fakultas Ekologi di Universitas Wisconsin-Madison, dikutip dari CNN Travel.
Editor: PAR
Sumber: kumparan