Jakarta – Film Joker sudah tayang di Indonesia pada Rabu (2/10). Para penonton pun mencurahkan pengalaman mereka usai menonton film yang dibintangi Joaquin Phoenix ini.

Film Joker ini dark bgt. Diajak pelan-pelan ikut menyelami jiwa seorang Arthur Fleck. Sakit. Ya, We are Clowns,” kata akun diaaliaa.

Joker film yang ngedoktrin banget,” kata akun Fuadyaskur.

Masih nggak percaya kemarin ngelihat aktingnya Joaquin Phoenix sebagai Joker, di kepala gue itu beneran joker dan nyata. Kayak lihat film dokumenter tentang joker. Se-detail itu aktingnya, Todd philips tahu sekali bagaimana memilih shot yang pas agar akting Joaquin nggak sia-sia,” kata akun Raesaka.

Nonton joker pikiran jadi ikut stress sepanjang film , kerasa gmana hidupnya arthur didalam film,” kata akun lazuardipratama.

Menurut gw film Joker ini relevan dngn keaadan Indonesia saat ini, dimana kebaikan dan kejahatan bisa dimanipulasi, yg terlihat baik di media tetapi aslinya jahat dan yg terlihat jahat di media tetapi aslinya baik. There’s no boundaries between good and bad, only point of view,” kata akun akbaRazak.

Joker berfokus pada perjalanan sosok komedian gagal, Arthur Fleck (dibintangi Phoenix), pria yang diabaikan oleh masyarakat dan berubah menjadi penjahat yang sangat keji.

Netizen Ikut Stres Saat Nonton Film 'Joker'

Arthur tumbuh dari masyarakat kalangan bawah yang terus gagal untuk meraih kesuksesan dalam profesinya sebagai komedian stand up. Hidupnya kerap dirundung pilu.

Hal itu diperjelas dalam trailer, kala berusaha menghibur seorang anak kecil di dalam bus sekalipun raut muka Arthur Fleck terlihat sedang diliputi rasa kecewa dan putus asa. Ia kemudian dihardik oleh ibu si anak karena dianggap mengganggu.

Selain itu, pekerjaannya sebagai badut yang bertugas memegang papan penanda di jalanan membuatnya dirundung, bahkan pernah sampai terkapar di sebuah gang. Arthur Fleck tampak terbiasa diperlakukan tak adil oleh lingkungan sekitar.

Titik terbawah hidup Arthur terjadi saat ia diolok-olok oleh presenter yang diperankan Robert De Niro lewat siaran TV nasional. Begitu banyak kekecewaan yang membuatnya menjadi pribadi pahit dan akhirnya, berubah menjadi pembunuh.

Arthur mengubah identitas dirinya dengan menjadi Joker, menampilkan pribadi baru yang jahat.

Penayangan Joker menuai banyak reaksi baik dari dunia perfilman maupun masyarakat umum di Amerika Serikat.

Industri perfilman bersuka cita menyambut film ini dengan pujian kritikus dan tepuk tangan meriah di Venice Film Festival usai menayangkan film ini pertama kali. Laman agregator Rotten Tomatoes mencatat nilai baik untuk film ini, yaitu 73 persen.

Namun Angkatan Darat AS dan Departemen Kepolisian Los Angeles (LAPD) berencana akan waspada dan berjaga-jaga saat pemutaran perdana film Joker. Satu bioskop disebut sudah melarang penonton datang memakai kostum.

Netizen Ikut Stres Saat Nonton Film 'Joker'

Hal ini dilakukan setelah peristiwa penembakan massal terjadi di penayangan film Batman, The Dark Knight Rises, pada 2012 silam di Colorado. Saat itu, 12 orang tewas akibat peluru panas yang dilepaskan secara membabi-buta oleh seorang pria dari depan layar bioskop.

Angkatan Darat AS mengonfirmasi telah mengirim catatan khusus kepada komandan di Fort Sill, Oklahoma, tentang potensi ancaman kekerasan yang ditemukan dalam sebuah forum diskusi di internet. Diskusi itu diduga berbicara soal target penembakan di bioskop.

Salah satu jaringan bioskop di Los Angeles, Landmark yang membawahi 52 bioskop disebut telah memperpanjang larangan penggunaan topeng dan senjata mainan, termasuk kostum apapun, saat penayangan Joker.

“Kami ingin semua tamu yang datang menikmati Joker sesuai dengan pencapaian sinematiknya. Tetapi tidak boleh ada topeng, wajah yang dilukis atau kostum yang diperbolehkan masuk,” ujar Landmark dalam pernyataan resmi.

Editor: PAR
Sumber: CNN Indonesia