Ilustrasi madu Foto: Shutterstock
Selain rasanya yang manis, madu juga dikenal memiliki banyak manfaat yang baik untuk kesehatan anak hingga orang dewasa. Madu mengandung protein, karbohidrat, mineral air, kalsium, potasium, zinc, gula, antioksidan, hingga vitamin C.
Manfaat madu untuk kesehatan tubuh tak perlu diragukan lagi, Moms. Rutin mengkonsumsi madu bisa meningkatkan metabolisme anak, meredakan peradangan, mengontrol kadar gula darah dalam tubuh, serta meredakan sariawan.
Lantas, bagaimana cara memilih madu yang baik untuk anak?
Ilustrasi Madu untuk Anak Foto: Pixabay
Dokter gizi klinik, dr. Jovita Amelia, Sp.GK, menjelaskan sebaiknya orang tua memberikan madu murni tanpa campuran gula.
“Jangan (pilih madu) yang dicampur dengan gula. Itu yang tidak bagus kalau (ada gula) campuran,” ungkap dokter yang berpraktek di Ciputra Hospital, Jakarta ini saat dihubungi kumparanMOM, pada Rabu (2/10).
Setelah membeli madu asli, Anda bisa menyimpan madu ke dalam wadah tertutup di dalam suhu ruang. Sementara untuk pemberiannya ke anak, dr Jovita mengatakan bila madu bisa dicampurkan ke makanan atau pun diberikan langsung, Moms.
“Satu sendok teh setara 20 kalori, kalau satu sendok makan setara 40 kalori,” jelas dr Jovita.
Madu baik dikonsumsi anak Foto: Thinkstock
Tidak seperti suplemen yang memiliki dosis, Anda bisa bebas memberikan madu untuk anak. Namun tetap jangan berlebihan, karena pemberian madu yang terlalu banyak bisa berisiko membuat anak obesitas. “Satu sampai dua sendok teh sehari tidak masalah,” tambahnya.
Meskipun baik untuk kesehatan anak, pastikan ketika memberikan madu, si kecil sudah 1 tahun ke atas. Ya Moms, jangan pernah memberikan madu untuk anak di bawah 1 tahun. Kenapa?
Madu mengandung endospora aktif dari spesies bakteri Clostridium botulisme. Bila bayi terkena botulisme maka bisa mengalami keracunan yang serius, Moms. Sedangkan bakteri ini tidak berbahaya bagi orang dewasa dan bayi berusia di atas satu tahun karena tubuhnya sudah membangun sistem kekebalan.
Bagi beberapa anak, madu juga bisa menyebabkan konstipasi, kelemahan otot, hingga gangguan pernapasan. Agar tidak terjadi reaksi alergi, Anda bisa konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Editor: PAR
Sumber: Kumparan