ISIS Kalah, Irak dan Suriah Buka Jalur Penyeberangan Irak dan Suriah membuka kembali jalur penyeberangan penting antara kedua negara setelah mereka mengklaim sudah mengalahkan kelompok militan ISIS. (AP Photo/Hadi Mizban)

Jakarta,  Irak dan Suriah membuka kembali jalur penyeberangan penting antara kedua negara setelah mereka mengklaim sudah mengalahkan kelompok militan ISIS.

Dalam prosesi pembukaan perbatasan pada Senin (30/9), Menteri Dalam Negeri Suriah, Mohammed Khaled, bersama tentara negaranya menyeberang ke wilayah Irak, di mana pasukan setempat menyambut mereka dengan pelukan.

Sejumlah warga Irak dan Suriah juga hadir menyaksikan momen yang disebut Khaled sebagai peristiwa bersejarah perayaan kedua negara mengalahkan kelompok militan.

“Pembukaan perbatasan ini merupakan hasil dari kemenangan yang dicapai rakyat kita di Suriah dan Irak melawan organisasi teroris,” ujar Khaled sebagaimana dikutip AP.
Perbatasan antara Boukamal dan Qaim ini ditutup pada 2012 lalu, ketika perlawanan berbagai kelompok pemberontak untuk melengserkan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, kian kuat hingga dapat merebut sebagian besar kawasan timur negara tersebut.

Kawasan Qaim dan Boukamal sendiri kemudian dikuasai oleh ISIS hingga 2017. Namun, setelah itu, pasukan gabungan Suriah dan Irak merebut kembali kota itu dari tangan ekstremis. ISIS pun dinyatakan kalah pada awal tahun ini.

Mewakili perdana menteri Irak, Kadhim Mohammed, mengatakan bahwa pembukaan perbatasan ini sekaligus “membuka lembaran baru yang menggambarkan pembangunan kembali.”
Pembukaan kembali jalur penyeberangan ini memang dianggap dapat memperkuat hubungan dagang antara Irak dan Suriah yang hancur setelah didera perang saudara.

“Pembukaan penyeberangan Boukamal-Qaim merupakan kemenangan bagi persatuan Suriah dan Irak melawan terorisme takfiri,” demikian tulisan dalam salah satu spanduk yang sengaja dipajang saat prosesi.

Di sisi lain, pembukaan perbatasan ini dianggap dapat memberikan keuntungan besar bagi Iran yang sedang mencoba membuka rute darat menuju Mediterania melalui Irak, Suriah, dan Libanon.

Seorang aktivis Suriah, Omar Abu Laila, pun menganggap pembukaan ini tak hanya dapat membawa manfaat bagi warga kedua negara, tapi juga Iran dan milisi yang menjalin hubungan dengan mereka.

“Pembukaan penyeberangan ini akan sangat berarti bagi Iran, milisi Syiah, dan Hizbullah, untuk meningkatkan kegiatan mereka. Pembukaan ini meningkatkan ancaman Iran bagi Amerika dan komunitas internasional,” ucap Laila. (has)

Editor: PAR
Sumber: CNNIndonesia