Lifestyle
3 min read
433

Toyota Kijang Segudang Cerita

26 September 2019
0

Kijang menyimpan segudang cerita. Itulah yang dirasakan Ricky Martawijaya, Senior Division Head Auto2000.
Jauh sebelum bekerja di diler Toyota, Ricky memang sudah akrab dengan mobil tersebut. Bahkan ia ingat betul pada medio 80an, mengendarai Kijang pikap menjadi sebuah kebanggan kala itu. Khususnya bagi anak muda.
“Dulu mah lagi keren-kerennya pikap, terus (waktu itu) trennya pakai velg racing,” kenang Ricky.
Pun dengan pria yang hobi dengan mobil klasik yang satu ini. Ia ingat betul, Kijang pikap begitu populer ketika dirinya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Waktu itu enggak kesampean untuk punya pikapnya,” ucap pria yang enggan disebutkan identitasnya tersebut.
Memiliki Kijang pikap –generasi kedua dalam silsilah Toyota Kijang– bak sebuah impian masa kecil yang menjadi nyata. Dua tahun yang lalu, seorang kawannya menawarkan Kijang pikap.
“Sebenarnya waktu itu mau bantuin temen yang kekurangan modal untuk bisnis,” tuturnya.
Ditebuslah mobil pikap itu dan kemudian ia dipercaya untuk melakukan restorasi. “Kalau saya lebih membuatnya ke bentuk yang seperti dahulu, karena value-nya pasti akan lebih tinggi,” imbuhnya.
*****
Dalam silsilah Toyota Kijang, ada beberapa nama yang melekat pada tiap generasinya: Kijang Buaya (1977-1980), Kijang Doyok (1981-1985), Kijang Super (1986-1996), Kijang Kapsul (1997-2004), Kijang Innova (2004-2015), dan All New Kijang Innova (2016-sekarang).
Toyota Kijang telah lebih dari 40 tahun eksis. Bukan cuma jago kandang, mobil ini pun jadi salah satu tumpuan ekspor produk otomotif dalam negeri.
Lewat Kijang, Toyota mencoba menjawab kebutuhan kendaraan untuk mendukung mobilitas orang Indonesia. Mobil yang dulunya hadir dalam bentuk kendaraan niaga pengangkut hasil bumi itu bertransformasi menjadi kendaraan keluarga.

Prestasi

Transformasi Kijang dari kendaraan niaga ke mobil penumpang itulah yang berujung manis. Memasuki generasi ketiga, Kijang mulai dilirik pasar dunia.
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing (TMMIN), Edward Otto Kanter, punya kenangan bagaimana proses pengiriman Kijang Super ke Brunei Darussalam 30 tahun yang lalu.
“Waktu itu kirim mobil kayak angkut sapi,” kata dia.
Sejak itu, Toyota Kijang menjadi tulang punggung dan langganan mencetak prestasi penjualan dan berhasil mencatatkan 1 juta unit pada 2003 dan melipatgandakannya menjadi 2 juta unit pada tahun 2018.
Di samping itu tingkat komponen dalam negeri (TKDN) Toyota Kijang pun mengalami kenaikan. Dari 19 persen pada generasi pertama, naik menjadi 30 persen, 40 persen, 53 persen, hingga 85 persen.

Hybrid

Transformasi Toyota Kijang tak berhenti. Menjawab isu lingkungan dan ketersediaan BBM yang makin menipis, mobil yang dikembangkan di Indonesia itu pun siap menjawab tantangan.
Sinyal Toyota untuk melepas Kijang Innova dengan teknologi hybrid semakin jelas.
Dari laporan Livemint dan Indianautosblog, Innova mesin bensin dengan teknologi hybrid akan menggantikan Innova Diesel yang penjualannya akan dihentikan. Sumber juga menyebut soal kehadiran Innova hybrid yang akan dirilis pada 2021 atau 2022.
“Toyota akan mengembangkan Innova generasi terbaru dengan sistem hybrid untuk menawarkan efisiensi dan emisi yang lebih baik,” ucap sumber yang enggan disebutkan identitasnya.
Innova hybrid tentu akan berkaitan dengan Indonesia, yang menjadi basis dari proyek Innovative International Multi-purpose Vehicle (IMV) –Innova dan Fortuner.
Berdasarkan data yang diperoleh kumparan, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) melakukan ekspor secara CKD set mesin model IMV ke India.
Kabar ini pun memperkuat pernyataan Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono sebelumnya. Jenis mobil berbasis listrik (termasuk hybrid) yang bakal diproduksi di Indonesia tak hanya dikembangkan untuk pasar domestik tapi juga ekspor.
Sementara itu, Toyota pun sudah berkomitmen untuk mengucurkan investasi tambahan senilai Rp 28 miliar ke Indonesia. Sehingga sangat mungkin bahwa cerita Kijang akan terus berlanjut, karena mobil ini punya segudang cerita.
 
Editor: PAR
Sumber: kumparan