JAKARTA, POJOK BATAM.ID – Mantan Presiden Prancis, Jacques Chirac, mengembuskan napas terakhirnya di usia 86 tahun pada Kamis (26/9) waktu setempat.

Chirac merupakan pemimpin terlama kedua yang duduk di kursi Kepresidenan Prancis, yakni dari 1995-2007. Pendahulunya, Presiden Francois Mitterrand, menjadi pemimpin Prancis paling lama yang menjabat sejak 1981-1995.

Bukan tanpa alasan Chirac dapat duduk di kursi kepemimpinan begitu lama. Chirac dianggap menjadi salah satu pemimpin paling dominan di Prancis.
Ia juga dikenal sebagai pemimpin yang mampu menyatukan politik Prancis yang terbagi dua antara politikus sayap kanan dan kiri.

Lebih jauh, Chirack juga merupakan pendukung persatuan negara Eropa (atau sekarang Uni Eropa).

Di samping itu, Chirac juga dikenal sebagai presiden yang memiliki sikap keras dalam menentang perang yang dipimpin Amerika Serikat di Irak.
Sebelum menjadi presiden, Chirac pernah dua kali menjabat sebagai perdana menteri, yakni periode tahun 1974-1976 dan 1986-1988.

Ia juga pernah menjabat sebagai Wali Kota Paris selama 18 tahun sejak 1977, sebelum terpilih sebagai presiden.

Meski warga Prancis menganggap Chirac berhasil memimpin negara Eropa Barat itu, ia pernah terseret kasus korupsi.

Pada 2011 lalu, ia divonis bersalah melakukan penggelapan dan penyalahgunaan dana publik untuk membiayai partai politiknya ketika menjabat sebagai Wali Kota Paris.

Walaupun sempat dipenjara selama dua tahun, Chirac tetap dicintai sebagian besar rakyat. Seorang profesor ilmu politik dari Paris School of International Affairs, Sciences Po, Pascal Perrineau, ada tiga alasan mengapa Chirac dicintai rakyatnya.

Pertama, ia mampu “menanamkan pandangan dan anggapan bahwa presiden adalah orang biasa yang bisa jogging dan mengendarai motor Vespa.”

“Kedua, dia bisa menjembatani kesenjangan antara politikus sayap kiri dan kanan. Dia juga memimpin Prancis dalam waktu yang relatif baik,” kata Perrineau seperti dikutip New York Times. (rds/has)

Editor: PAR
Sumber: CNNIndonesia