Gempa berkekuatan 6,8 magnitudo mengguncang Ambon, Maluku, pada Kamis (26/9) pukul 06.46 WIB. Gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Guncangan gempa ini sempat membuat masyarakat di Ambon dan sekitarnya panik.
“Semua panik, masyarakat panik. Getarannya terasa sekitar 5-10 detik,” kata petugas BPBD Provinsi Maluku, Berty, saat dihubungi.
Masyarakat lalu berbondong-bondong mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Hal ini membuat kondisi lalu lintas macet karena banyak yang meninggalkan rumahnya dengan kendaraan.
Ia menuturkan getaran gempa membuat bangunan bergoyang. Bahkan, setelah gempa, banyak orang tua yang memutuskan menjemput anaknya dari sekolah dan pulang.
Berty menjelaskan, informasi tentang potensi gempa dan tsunami di Maluku sempat beredar sekitar 3-4 minggu sebelumnya. Informasinya memang simpang siur, tetapi cukup membuat warga panik dan beberapa yang tinggal di pesisir mulai mengevakuasi diri.
“Dari Jakarta sebelumnya tanya juga dan saya sudah jelaskan, sebelumnya 3-4 minggu santer beredar akan terjadi gempa dan tsunami. Informasinya dari mana saya juga enggak tahu, tapi jadi was-was yang tinggal di pantai, sudah mengungsi ke gunung,” ungkap Berty.
Pihaknya terus memberikan imbauan kepada warga untuk tetap waspada. Dan terus menunggu informasi resmi dari BMKG.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, menginformasikan laporan kerusakan akibat gempa 6,8 M yang mengguncang Ambon.
“Laporan kerusakan terkini dari Pusdalops BNPB ada 1 jembatan retak di Ambon dan 1 bangunan Universitas Pattimura rusak ringan,” jelas Agus.
Editor: PAR
Sumber: kumparan