Jakarta – Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII Cenderawasih Letkol Eko Daryanto berbelasungkawa atas gugurnya Praka Zulkifli yang tewas saat kerusuhan di Jayapura, Papua. Eko menyebut, Zulkifli diserang secara brutal menggunakan senjata tajam.

Dia menjelaskan, sebelum dianiaya, Zulkifli sedang menjalankan tugas Bantuan Kendali Operasi (BKO) ke Polda Papua. Saat itu, lenjut Eko, Zulkifli ikut mengawal dan mengamankan massa ke arah Expo Waena dari arah Universitas Cenderawasih.

Namun menurut Eko, massa malah memprovokasi masyarakat untuk merusak berbagai fasilitas umum.

“Setibanya di Expo Waena, massa malah balik menyerang aparat. Salah satu yang jadi korban adalah Praka Zulkifli, almarhum diserang secara brutal dengan menggunakan senjata tajam dari belakang,” ujar Eko dalam keterangan tertulisnya,

Eko menuturkan, Zulkifli mengalami luka bacok di kepala bagian belakang. Zulkifli kemudian dilarikan ke RS Bhayangkara, namun karena pendarahan hebat akhirnya tidak tertolong.

“Meski mengalami perawatan secara intensif, sekitar pukul 12.30 WIT, Praka Zulkifli dinyatakan meninggal dunia. Sungguh disayangkan, ketika almarhum ketika itu berhasil menyelamatkan sandera pada peristiwa Banti, justru mengalami hal seperti ini,” ujar Kapendam.

Eko kemudian menjelaskan soal peristiwa Banti yang terjadi pada November 2017 lalu. Saat itu, menurut Eko, Zulkifli menjadi salah satu prajurit yang ikut andil dalam membebaskan 344 warga sipil yang disandera OPM.

“Atas peristiwa yang dialami almarhum, apalagi, dengan jejak penugasannya yang luar biasa, selaku pimpinan tertinggi di Kodam XVII/Cenderawasih, Pangdam Mayjen TNI Herman Asaribab, menyatakan turut berduka cita yang setinggi tingginya kepada keluarga Almarhum dan Yonif 75 ,” tegasnya.

“Sebagai seorang prajurit, almarhum telah memberikan bakti terbaiknya kepada bangsa dan negara dengan memberikan jiwa dan raganya demi terciptanya rasa aman di tanah Papua,” ucap Kapendam, menirukan pernyataan Panglima.

Sementara itu, Mayor Inf Rofi Irwansyah selaku Danyonif 751/Raider mengatakan, dengan gugurnya Zulkifli, seluruh prajurit jajarannya turut berbelasungkawa. Dikatakan Rofi, atas keberhasilannya membebaskan sandera, almarhum bersama rekan-rekan prajurit lainnya mendapat anugerah Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) saat pembebasan 344 warga sipil yang terisolasi di Kampung Banti, Distrik Tembagapura, pada tahun 2017 silam.

“Almarhum saat ini berusia 24 tahun, yang merupakan kelahiran Makian, 26 April 1994. Saat lulus menjadi prajurit melalui Secata PK dirinya langsung mengabdikan di Yonif Raider 751,” ujar Rofi.

“Almarhum tidak hanya salah satu prajurit terbaik di batalyon maupun Kodam kami, namun juga dengan keberhasilannya bersama dengan rekan-rekannya, termasuk dari Kopassus dan Yonif 754 membebaskan sandera, menjadikannya prajurit terbaik Indonesia. Semoga dedikasi dan perjuangannya untuk Indonesia, khususnya Papua akan selalu dikenang dan almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, selaku Kusuma Bangsa,” katanya.
(idn/jbr)

Editor: PAR
Sumber: detiknews