JAKARTA, POJOK BATAM.ID – Masyarakat di wilayah Riau dan Kalimantan kini masih bergelut dengan wabah kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kabut asap yang kian pekat berpengaruh cukup besar bagi kehidupan masyarakat yang terdampak, terutama dalam hal kesehatan.

Pada September 2019, penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kota Batam, Kepulauan Riau, meningkat 100 persen. Jumlah ini naik dua kali lipat dibandingkan Agustus 2019. Kejadian ini juga dialami oleh masyarakat yang tempat tinggalnya juga terpapar oleh kabut asap.

Berikut sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk menghindari bahaya kesehatan akibat paparan kabut asap.

1. Batasi aktivitas di luar ruangan
Hindari atau kurangi aktivitas di luar ruangan untuk mengurangi risiko paparan asap. Ini sangat dianjurkan bagi mereka yang memiliki gangguan pernapasan atau penyakit jantung. Meski demikian, orang sehat sekalipun juga dapat terkena dampaknya.

Mengingat kepekatan kabut asap bisa berbeda setiap harinya dan dengan cepat menyebar, baiknya lakukan pengecekan kualitas udara secara berkala melalui aplikasi atau laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dengan begitu langkah perlindungan seperti menyediakan masker yang tepat bisa dilakukan.

2. Gunakan masker
“Saat kualitas udara enggak bagus, memang tidak disarankan berkegiatan luar ruangan tapi kalau terpaksa ya pakai alat pelindung diri [yakni] masker yang bisa filtrasi polutan,” kata Agus Dwi Susanto, Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI beberapa waktu lalu.

Agus menekankan penggunaan respirator yang lebih efektif menyaring hingga 95 persen polutan. Respirator yang umum ditemui yakni jenis N95. Masker biasa termasuk masker hijau juga bisa digunakan, hanya saja efektivitasnya jauh di bawah respirator.

3. Perbanyak asupan air putih
Asupan air yang cukup berperan penting dalam menunjang kinerja organ tubuh. Tak hanya menghilangkan rasa haus, air putih juga membantu mengatasi dehidrasi, mengalirkan nutrisi penting hingga membantu melembapkan kulit.

Saat ada paparan asap, tubuh secara tidak langsung terpapar racun, kotoran juga polutan lain. Air putih membantu mekanisme pembuangan kotoran dan racun yang masuk ke tubuh.

4. Jaga ruangan selalu tertutup
Penting untuk memastikan ruangan yang ditempati seperti rumah, sekolah atau gedung kantor dalam kondisi tertutup. Andalkan pendingin ruangan (AC) agar udara tetap tersaring dan sejuk.

Jika tidak ada AC, Anda bisa memasang kain basah pada sela-sela ventilasi, seperti sela pintu dan jendela. Kain basah atau tirai basah akan menangkal partikulat debu yang masuk ruangan, namun tak membuat sirkulasi udara terhambat.

5. Lindungi air minum dan makanan
Paparan asap yang masuk ke ruangan bisa mengotori penampungan air minum dan makanan. Selalu tutup wadah makanan dan minuman. Pastikan galon ditutup dengan kain, terutama pada bagian keran.

Kabut asap mengandung partikel berbahaya yang dapat menempel pada minuman dan makanan. Bila tertelan, ditakutkan akan memicu peradangan pada sistem pencernaan, mulai dari mulut, tenggorokan, bahkan lambung.

6. Menerapkan PHBS
Saat ruangan sudah aman dari paparan asap, bukan berarti upaya berhenti sampai di sini. Tetap jaga diri dengan menerapkan perilaku hidup sehat bersih (PHBS) dengan konsumsi makan makanan bergizi dan istirahat cukup. Keduanya akan membantu meningkatkan sistem imun sehingga badan tidak mudah tumbang karena asap. Selain itu kurangi kebiasaan buruk seperti merokok atau minum minuman beralkohol.

7. Cuci bahan makanan
Pastikan untuk mencuci bersih semua yang akan Anda konsumsi atau olah, terutama buah dan sayur yang akan dikonsumsi langsung. Ini pun berlaku untuk sayuran atau bahan lain yang akan dimasak. Cuci dengan seksama atau jika perlu menggunakan sabun pencuci bahan makanan.

8. Konsultasi dengan dokter
Bagi orang yang rentan dengan paparan kabut asap, seperti anak-anak, ibu hamil, lansia, terutama mereka yang sudah memiliki gangguan pernapasan dan penyakit jantung, wajib berkonsultasi dengan dokter. Konsultasi bertujuan agar kabut asap tak memunculkan risiko kesehatan yang parah, termasuk kemungkinan penyediaan oksigen serta obat-obatan. (els/ayk)