Mobil listrik garapan ITS. Foto: Rengga Sancaya

 

 

Jakarta,POJOK BATAM.ID  – Para ahli dan akademisi Indonesia beberapa kali telah membuktikan kepiawaian mereka dalam mengembangkan dan menghasilkan kendaraan listrik. Meski begitu, inovasi tersebut akan lenyap begitu saja tanpa adanya kolaborasi dengan berbagai pihak seperti pemerintah dan pebisnis atau disebut dengan Triple Helix.

Setidaknya hal itu yang ditegaskan oleh Menristekdikti, Mohamad Nasir saat menyambut Jambore Kendaraan Listrik Nasional dari Surabaya, Jawa Timur yang sampai di Jakarta. Baginya untuk bisa melangkah lebih jauh kendaraan listrik ITS mau tidak mau harus menyambut kerjasama dari pihak luar.

“Mudah-mudahan inovasi yang dikembangkan ITS bisa memberikan makna lebih tinggi di hilirisasi. Ini yang selalu saya sampaikan, tidak ada artinya inovasi kalau tidak dikaitkan pada industri,” kata Nasir di Gedung Kemenristekdikti, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2019).

Mobil listrik garapan ITSMobil listrik garapan ITS Foto: Rengga Sancaya

Menurutnya untuk urusan komersialisasi yang bagus lebih baik ditangani oleh merek-merek ternama.

Sementara pemerintah akan berperan sebagai penengah antara akademisi dan industri. Belum lagi jika dikembangkan secara mandiri akan memakan biaya besar tanpa sokongan investasi dari pelaku industri yang telah lama berkecimpung di industri otomotif.

Mobil listrik garapan ITSMobil listrik garapan ITS Foto: Rengga Sancaya

“Hilir adalah merek yang sudah punya pengalaman di kendaraan, kalau kita produksi sendiri berapa total investasi yang harus dikeluarkan. Oleh karena itu perlu ada suatu network yang baik,” jelas Nasir.

“Pemerintah akan mediasi hal in nanti juga komunikasikan dengan Kemenperin di industri dan Kemenhub sebagai pengguna,” timpalnya.

ITS sendiri memang membuka peluang bagi para investor untuk memanfaatkan inovasi mereka. Sampai saat ini sudah ada hasilnya yaitu motor listrik Gesit yang dikelola oleh PT Garansindo.

Nasir berharap mobil listrik ITS dapat menyusul Gesits sebagai merek mobil listrik pertama buatan Indonesia nantinya.

“Mobil listrik ini mudah-mudahan masuk industri yang bisa dikomersialisasikan. Kalau bisa inilah prinsipal pertama kali dari Indonesia,” tutup Nasir.

(rip/dry)

 

Editor: HEY
Sumber: detikOto