Korlap Ditangkap, Mahasiswa Papua Ikut Serahkan Diri ke PoldaMahasiswa Papua dan Papua Barat berkumpul di Polda Metro Jaya (CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor)

JAKARTA, POJOK BATAM.ID – Puluhan mahasiswa Papua dan Papua Barat berencana menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya pasca-penangkapan dua koordinator lapangan (korlap) aksi yang berujung pada pengibaran Bendera Bintang Kejoradi depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat.

Mereka kini tengah berkumpul di trotoar depan Polda Metro Jaya, Sabtu (31/8).

Kedua orang yang ditangkap oleh Polda Metro Jaya adalah Carles Kosay dan Dano Tabuni, koordinator aksi pada 28 Agustus lalu. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan keduanya diduga telah melakukan tindakan kejahatan terhadap negara dan upaya makar.

Humas Aksi dari Mahasiswa Papua, Ambosius, mengatakan penyerahan diri itu sebagai bentuk solidaritas mahasiswa Papua dan Papua Barat terhadap kedua rekannya. Pasalnya aksi dilakukan secara bersama-sama.

“Kami semalaman komunikasi dari semua paguyuban dari Papua dan Papua Barat untuk kumpul, kami datang menyerahkan diri, kami juga bagian dari mereka jadi tolong ditahan,” ujarnya di depan Polda Metro Jaya.

Pria yang akrab dipanggil Ambo ini mengatakan mereka meminta Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menyiapkan sel yang akan mereka tempati pasca-aksi dengan pengibaran bendera bintang kejora tersebut.

“Kami meminta Presiden Jokowi dan Pak Kapolri segera mengusulkan penjara untuk kami, mahasiswa Papua dan Papua Barat yang siap untuk mengisinya,” tuturnya.

Ambo menambahkan mereka juga tidak akan pulang sebelum kedua rekan mereka dibebaskan. “Kami tidak akan pulang tanpa teman-teman kami dipulangkan apapun prosesnya,” ucapnya.

Pantauan CNNIndonesia.com sampai saat ini, sudah ada sekitar 50 mahasiswa Papua yang berkumpul di trotoar Polda Metro Jaya, Gatot Subroto. Mereka yang sudah datang dari asrama mahasiswa Papua di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan masih duduk di trotoar jalan sembari berbincang-bincang.

Ambo mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu kedatangan pendampingan hukum yang berasal dari LBH Jakarta dan KontraS. Setelah keduanya datang, salah satu perwakilan didampingi kuasa hukum akan masuk menemui aparat di dalam Polda Metro Jaya.

Kronologi penangkapan 

Ambo menjelaskan dua rekannya ditangkap polisi pada Jumat (30/8) sekitar pukul 19.30 WIB di asrama Lanijaya, Depok. Saat itu mereka tengah sibuk mempersiapkan makan malam. Kegiatan masak-memasak untuk makan malam pun berantakan.

Ada sekitar 19 orang mahasiswa yang ada di dalam asrama.

“Mereka jalan mengurung asrama kemudian digerebek masuk dan beberapa teman kami ada dari kamar sedang tidur diturunkan, disuruh keluar kamar ke ruang depan, yang laki-laki disuruh buka baju semua, perempuan ada empat orang, yang perempuan tidak disuruh buka baju,” ujarnya.

Penangkapan ini menurutnya dilakukan oleh aparat berseragam preman.

Ambo mengatakan salah satu saksi melihat makanan yang akan mereka santap itu ‘diutak-atik’ oleh aparat bahkan dicampur dengan air. Tak mau ambil risiko, makanan itu pun akhirnya dibuang.

Dia menambahkan 19 orang yang ada di asrama itu pun diinterogasi oleh aparat. Akhirnya Dano dan Carles dibawa oleh polisi ke Polda Metro Jaya.

“Kemudian dua orang ini ditangkap dan dibawa ke Polda Metro Jaya, yang jadi korlap itu,” tuturnya.

(gst/chs)

Editor: HEY
Sumber: CNNIndonesia