Sri Mulyani Akui Ekonomi Global Buat RAPBN 2020 Sulit DicapaiMenteri Keuangan Sri Mulyani. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A).
JAKARTA, POJOK BATAM.ID – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui asumsi pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020 sebesar 5,3 persen semakin sulit tercapai. Hal ini lantaran ketidakpastian global yang meningkat.

“Prospek perekonomian ke depan, asumsi pertumbuhan 5,3 persen pada RAPBN 2020 memang memiliki risiko ke bawah yang semakin meningkat,” ucap Sri Mulyani, Selasa (27/8).

Menurut Sri Mulyani, ketidakpastian global ini dipengaruhi oleh perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang tak kunjung selesai. Kondisi itu berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi dunia.

“Pemerintah akan terus mewaspadai perkembangan situasi tersebut dan dampaknya terhadap perekonomian nasional,” terang Sri Mulyani.

Walaupun risiko prospek ekonomi dalam negeri sulit mencapai target RAPBN 2020, tetapi Sri Mulyani menyatakan pemerintah akan tetap berupaya menggenjot investasi dan konsumsi masyarakat agar ekonomi Indonesia tak jeblok.

“Untuk dapat dicapai (target pertumbuhan ekonomi di RAPBN 2020), diperlukan langkah-langkah radikal dan funedamental dari seluruh kementerian/lembaga (k/l) dan pemerintah daerah untuk mendorong investasi dan konsumsi,” papar Sri Mulyani.

Ia berkomitmen pemerintah akan menggenjot investasi dan konsumsi lewat pemberian insentif fiskal dan non fiskal. Selain itu, pemerintah bersama Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memantau perkembangan ekonomi global.

“Pemerintah bersama otoritas moneter dan jasa keuangan menyiapkan langkah antisipatif untuk merespons dinamika ketidakpastian perekonomian global,” tegasnya.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2019 sebesar 5,05 persen secara tahunan. Realisasi itu melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,27 persen.

(aud/lav)

Editor: HEY
Sumber: CNNIndonesia