Polri Sanksi Anggota yang Lakukan Kekerasan Saat Tangani Rusuh 21-22 Mei
Gedung Mabes Polri

POJOK BATAM.ID Jakarta – Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) menyerahkan video berisi rekaman adegan kekerasan yang dilakukan polisi terhadap warga sipil saat kerusuhan 21-22 Mei kepada Polri. Polri memastikan pihaknya sudah memberi sanksi terhadap para oknum yang ada dalam video.

“Itu semua sudah dilakukan penindakan. Kalau ditindak, itu jadi catatan personel, nanti bisa mempengaruhi karier dia, masalah jabatan, pangkat, sekolah. Jadi hukuman disiplin itu bukan sekadar ditempatkan, tapi punya konsekuensi lainnya,” kata Kabag Penum Kombes Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (23/7/2019).

Ada empat video yang diberikan Komnas HAM ke Mabes Polri. Video pertama merekam adegan kekerasan oknum polisi di dekat masjid, wilayah Petamburan, Slipi. Video kedua adalah kekerasan oknum polisi di depan Kedutaan Spanyol.

“Yang ketiga menggambarkan polisi Brimob lagi ngegetokin orang pakai helm di dalam kantor Brimob. Yang satu lagi dugaan kekerasan yang dilakukan oleh anggota Brimob juga kepada petugas medis,” ujar Asep.

Asep menuturkan Polri juga telah mengklarifikasi latar belakang terjadinya kekerasan itu. “Nah, kemarin kita sudah klarifikasi ke Komnas HAM dan mereka sudah bisa memaklumi itu. Artinya, sudah dilakukan upaya pendekatan disiplin,” kata Asep.

“Memaklumi itu maksudnya polisi itu sudah tahu, paham. Komnas HAM tahu kalau ini sudah ditindak polisi di internal,” imbuh Asep.

Asep menerangkan kekerasan terhadap petugas medis terjadi karena ditemukannya ‘amunisi’ rusuh di ambulans. Sementara itu, kekerasan di Asrama Brimob, lanjut Asep, direkam oleh anggota kepolisian sendiri untuk menenangkan keluarganya.

“Jadi, setelah petugas medis periksa, di mobil ambulans itu bukan perlengkapan medis, tapi batu, alat-alat kekerasan, ya. Dan kaitannya dengan ngegetokin kepala pakai helm itu, anggota Brimob juga yang merekam. Maksudnya, itu kan markasnya diserang, sementara di belakang asrama, itu untuk memberitahukan ke keluarganya, bahwa perusuh itu ada yang ditangkap, supaya mereka tenang,” ujar Asep.

Untuk kekerasan di depan Kedutaan Spanyol, Asep menuturkan itu terjadi lantaran perusuh melakukan perlawanan. Dan terakhir adalah video penganiayaan Andri Bibir, yang diketahui menyediakan batu untuk perusuh.

“Kedutaan Spanyol itu, kalau tidak salah, ada yang melakukan perlawanan. Dikasih tindakan,” tutup Asep.

Sebelumnya, Komnas HAM menyampaikan temuan terkait kekerasan yang identik dengan peristiwa kekerasan yang terjadi di Kampung Bali. Komnas HAM menunjukkan temuan berupa video kekerasan yang telah diverifikasi validitasnya.

“Atas temuan Komnas HAM, kepolisian berkomitmen untuk menindaklanjutinya dengan melakukan pemeriksaan dan proses internal secara transparan,” kata komisioner Komnas HAM Bidang Pengkajian dan Penelitian Choirul Anam lewat keterangannya, Senin (22/7).

Editor: HEY
Sumber: detiknews