POJOK BATAM.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diminta mendorong perbankan untuk segera memangkas bunga kredit, seiring upaya Bank Indonesia (BI) yang telah menurunkan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) pada bulan ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai penurunan bunga kredit oleh perbankan diperlukan agar industri dan masyarakat bisa segera memanfaatkan pelonggaran kebijakan moneter yang sudah diberikan bank sentral.

Ia juga berharap kebijakan pelonggaran bunga acuan bisa pula segera memberi dampak bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Pasalnya, ia mengklaim pemerintah sudah berupaya mengambil berbagai kebijakan untuk menjaga ekonomi, khususnya di sektor fiskal. Salah satu upaya ialah dengan memberi stimulus pendapatan bagi masyarakat dan memberi insentif diskon pajak kepada industri.

“Pemerintah sudah, sekarang BI, ya mudah-mudahan nanti OJK juga bisa. Artinya dia bisa melakukan untuk mendorong (agar bunga kredit bank turun), ya itu misalnya,” ungkap Darmin di kantornya, Jumat (19/7).

Kendati begitu, Darmin belum bisa memperkirakan seberapa besar pengaruh penurunan bunga acuan BI terhadap laju pertumbuhan ekonomi, khususnya bagi indikator konsumsi masyarakat. Sebab, dampaknya bisa saja tetap minim bila tidak didukung oleh indikator lain seperti investasi.

“Semua ada pengaruhnya, tapi masing-masing ada gilirannya bergerak. Ekonomi bergeraknya jangan langsung ke konsumsi, tapi investasi dulu, setelah itu baru konsumsi,” jelasnya.

Di sisi lain, ia melihat ruang penurunan suku bunga acuan BI masih ada sejalan dengan arah kebijakan moneter dunia yang mengarah pada pemangkasan. Hal ini terjadi karena ekonomi dunia tengah kehilangan gairah, termasuk negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS).

“AS pun ekonominya tidak berjalan sebagaimana mereka harapkan, sehingga perlu (pelonggaran bunga acuan),” katanya.

Sebelumnya, bank sentral nasional telah menurunkan 7DRRR BI sebesar 25 bps menjadi 6,75 persen pada bulan ini. Namun, tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility tetap di level 5 persen dan 6,5 persen.

Keputusan ini diambil usai mempertimbangkan kondisi ekonomi global dan domestik. Bahkan, BI membuka peluang untuk kembali menurunkan bunga acuan ke depan.

“BI akan akomodatif dalam beberapa kebijakan dan akan terus ke depannya. Apa itu akomodatifnya? Lewat pelonggaran likuiditas dan penurunan suku bunganya,” tutur Gubernur BI Perry Warjiyo.

Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk alias BCA mengatakan siap menurunkan bunga kredit dalam kurun waktu tiga sampai empat bulan ke depan. Hal ini dilakukan lantaran BI sudah menurunkan bunga acuan dan bank sudah memangkas bunga deposito per 1 Juli lalu.

Sayangnya, Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja enggan memberi ‘bocoran’ sektor dan segmentasi kredit mana yang sekiranya akan lebih dulu diturunkan bunganya. Selain itu ia mengatakan besaran penurunan bunga pun tidak akan dipukul rata untuk semua sektor dan segmentasi.

“Saya sudah turunkan bunga deposito 1 Juli lalu, ahead of the curve, mungkin tiga sampai empat bulan lagi bisa turun bunga kredit. Tapi tidak akan sama, beda-beda, tapi tidak bisa disebut sekarang,” tandasnya.

Editor: HEY
Sumber: CNNIndonesia