POJOK BATAM.ID – Tim satuan tugas (Satgas) gabungan Polri hingga kini belum juga berhasil mengungkap siapa pelaku penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Namun tim gabungan mengaku telah memeriksa perwira tinggi Polri dalam kasus tersebut.

Anggota Tim Satgas Gabungan Polri Hendardi menyampaikan, Pati Polri berpangkat jenderal bintang tiga yang diperiksa terkait kasus Novel, yaitu mantan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochammad Iriawan.

“Pak Iriawan yang diperiksa. Karena Pak Iriawan saat menjadi Kapolda Metro Jaya beberapa kali bertemu dengan Novel. Ya, kami periksa hubungannya apa, dalam rangka apa, dan sebagainya,” kata Hendardi saat dikonfirmasi, Kamis (11/7).

Hendardi menyampaikan, tidak ada lagi Pati Polri berpangkat jenderal bintang tiga yang diperiksa Tim Satgas. Kapasitas Iriawan saat diperiksa pun berstatus sebagai saksi karena saat itu tengah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya.

“Kapasitasnya saksi. Yang bintang tiga Pak Iriawan saja, siapa lagi bintang tiga, saya kira enggak ada lagi selain Pak Iriawan,” ucap Hendardi.

Kendati demikian, menurut dia, pemeriksaan Iriawan bukan berarti Tim Satgas mencurigainya sebagai pelaku penyerangan Novel. Sebab, hingga kini belum ada bukti kuat siapa pelaku penyerangan.

“Kami enggak bisa menuduh orang atau menyangkakan maupun menilai orang kalau tidak ada bukti. Makannya kami gali apakah ada petunjuk dari Pak Iriawan,” tegas Hendardi.

Sebelumnya, Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang juga korban penyiraman air keras, Novel Baswedan meminta tim satuan tugas (Satgas) bentukan Polri tidak berspekulasi terkait aktor intelektual dalam kasusnya. Menurutnya, seharusnya Tim Satgas dapat mengungkap terlebih dahulu siapa aktor lapangan yang tega menyiramnya.

“Jangan sampai kemudian hanya terjadi upaya untuk berspekulasi siapa aktor intelektual, dalang, koordinator dan lain-lain tapi melupakan pelaku lapangannya siapa,” kata Novel di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (10/6).

Penyerangan terhadap Novel yang terjadi pada 11 April 2017 belum juga ditemukan aktor lapangannya. Namun kini, lanjut Novel, Tim Satgas malah berspekulasi terkait aktor intelektual.

“Pelaku kejahatan seperti ini, kekerasan jalanan begini tapi kemudian hanya dimulai dengan spekulasi aktor intelektual pihak mana. Saya kira itu bukan investigasi ya, itu hanya rekaan atau dugaan-dugaan saja dan saya kira itu tidaklah tepat,” tegas Novel.

“Karena kalau hanya spekulasi dan pelakunya sekali lagi tidak dapat maka itu sia-sia,” tandasnya.

Sumber:JawaPos.com