Penjualan Smartphone 5G Diprediksi Mulai Melonjak 2023 Mendatang
Ilustrasi: Salah satu smartphone 5G milik Lenovo siap dipasarkan di Tiongkok. (Gizmochina)

POJOK BATAM.ID – Para vendor smartphone ataupun penyedia layanan telekomunikasi seluler terus mempersiapkan teknologi jaringan seluler generasi kelima atau 5G. Pada puncaknya, teknologi 5G akan mengambil alih 4G yang saat ini banyak digunakan.

Omong-omong soal 5G, sebuah lembaga survei Canalys sebagaimana JawaPos.com kutip dari laman CNet, Jumat (5/7), menyebut bahwa penjualan smartphone 5G akan mulai meningkat pada 2023 mendatang. Canalys bahkan memproyeksikan penjualan smartphone 5G akan lebih banyak ketimbang smartphone 4G. Penetrasi smartphone 5G paling besar dikatakan terjadi di Tiongkok.

Saat ini tercatat ada beberapa vendor smartphone yang membesut ponsel 5G. Namun penetrasinya memang masih sangat rendah dan tidak akan menjadi hype tahun ini. Hal tersebut lantaran masih banyak operator di berbagai negara masih menguji jaringan 5G mereka.

Sejauh ini, ponsel berkemampuan 5G yang tersedia untuk dibeli hanya segelintir, seperti Galaxy S10 5G, LG V50 ThinQ, OnePlus 7 Pro, Oppo Reno 5G, dan Moto Z4 Motorola dengan model Moto 5G. Tahun depan mungkin akan terdapat lonjakan jumlah ponsel 5G di pasar.

Seperti sudah disinggung di atas, Canalys memprediksi bahwa ponsel 5G akan mulai mendominasi smartphone 4G pada 2023. Artinya, antara sekarang dan empat tahun ke depan, lebih banyak operator pasti akan menggunakan infrastruktur 5G mereka. Termasuk lebih banyak OEM yang akan meluncurkan ponsel 5G seri flagship bahkan untuk rentang harga menengah.

Secara global, Canalys memperkirakan penjualan ponsel 5G akan mencapai puncaknya pada 800 juta unit. Angka segitu merupakan porsi 51,4 persen pangsa pasar smartphone global. Tiongkok akan menyumbang 34 persen sementara Amerika Utara sekitar 18,8 persen.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis baru-baru ini, Nicole Peng, wakil presiden mobilitas di Canalys, mengatakan, Tiongkok juga merupakan rumah bagi banyak pemasok peralatan 5G besar dan vendor ponsel cerdas. Ini akan bertanggung jawab atas dorongan pemasaran yang agresif selama beberapa tahun mendatang.

Dia menambahkan, adopsi smartphone 5G yang besar di pasar tidak selalu berarti penyebaran 5G yang sukses. Penerapan 5G penuh akan memakan waktu lebih lama dan jauh lebih kompleks daripada generasi jaringan sebelumnya. Hal ini untuk mewujudkan manfaat 5G di luar Mobile Broadband yang disempurnakan.

Di Indonesia sendiri, teknologi 5G kemungkinan belum bisa dirasakan dalam waktu dekat. Pemerintah bersama pihak terkait dalam hal ini operator telekomunikasi masih menggodok aturan dan skema komersialisasi 5G.

Sebagai gambaran, seperti sudah pernah kami ulas sebelumnya soal teknologi 5G di Indonesia, pengamat telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Ridwan Effendi memprediksi bahwa di Indonesia teknologi 5G baru dapat dirasakan pada 2025 mendatang.

Sumber:JawaPos.com