POJOK BATAM.ID – Partai Amanat Nasional (PAN) bakal menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada Juli atau Agustus 2019. Salah satu agenda penting yang bakal dibahas dalam Rakernas tersebut yakni arah dukungan PAN usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno mengatakan, sampai saat ini partai berlogo matahari ini masih mengkaji opsi-opsi. Apakah bergabung dengan koalisi Jokowi-Ma’ruf Amin atau tetap berada di luar pemerintah.
“Kami sudah mengkaji beberapa opsi yang ada. Apakah opsi itu berada di luar pemerintahan, bagaimana kalau sampai ada opsi pertimbangan untuk masuk pemerintahan,” ujar Eddy kepada wartawan Sabtu, Sabtu (29/6).
Eddy menambahkan, mengenai opsi bergabung dengan koalisi pemerintah, PAN tidak akan serta-merta mengajukan diri. Pasalnya, PAN kemungkinan bergabung apabila ada ajakan untuk membantu pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Eddy menyadari, selama ini PAN tidak mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin di pilpres 2019. “Jadi, ini dengan catatan kalau diajak ya. Kami bukan pihak yang mendukung pasangan yang memenangkan pilpres ini,” katanya.
Yang jelas, sambung Eddy, ada atau tidak di dalam pemerintahan, PAN tetap akan memperjuangkan kepentingan rakyat. Terpisah, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Tony Rosyid menilai, saat ini ada gajalan besar bagi PAN untuk bergabung ke koalisi Jokowi-Ma’ruf Amin.
Pasalnya selama ini Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais tidak ingin partainya gabung ke koalisi pemerintah. Atas dasar itu, ia melihat perlu upaya dari para elite PAN untuk merayu Amien Rais.
“Karena Amien Rais masih punya pengaruh, jadi tinggal bagaimana Pak Amien Rais yang sedikit mengganggu,” kata Tony.
Lebih lanjut Tony menduga, Partai Demokrat juga mempertimbangkan untuk bergabung dengan koalisi Jokowi-Ma’ruf Amin. Sinyalemen bergabungnya partai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu terlihat dari sejumlah pertemuan dengan Jokowi.
“Saya lihat kalau berdasarkan kajian dan analisis saya, Demokrat jelas 100 persen ke sana (pemerintah),” katanya.
Namun demikian, untuk Partai Gerindra kemungkinan kecil bisa bergabung dengan koalisi Jokowi-Ma’ruf Amin. Elite-elite Gerindra juga selama ini memberikan sinyal tidak berminat masuk dalam koalisi Jokowi-Ma’ruf.
“Jadi (Gerindra) ini lagi bingung juga. Intinya yang ada di Gerindra saat ini belum selesai secara internal (menentukan sikapnya),” pungkasnya.
Sumber:JawaPos.com