Pemindahan Ibu Kota Bakal Berdampak Positif ke Perekonomian Indonesia
BUNDARAN HI: Selama ini Bundaran HI diidentik dengan simbol Ibu Kota Jakarta. Kini pemerintah tengah merancang ibu kota baru di luar Jakarta karena kota ini telah bebannya terlalul berat. (Dery Ridwansah/ JawaPos.com)

POJOK BATAM.ID – Tarik ulur pemindahan Ibu Kota Indonesia dari Jakarta ke luar pulau Jawa masih mengalami sejumlah hambatan. Banyak pihak yang khawatir dengan dampak ekonomi yang ditimbulkan dari kebijakan yang telah menjadi wacana sejak zaman Presiden Ke-1 Indonesia, Soekarno. Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan hal tersebut.

Kepala PPN/Bappenas Bambang Brodjonergoro menyampaikan, satu-satunya dampak ekonomi yang disebabkan dari pemindahan Ibu Kota hanya berefek terhadap meningkatnya inflasi. Efeknya pun relatif sangat kecil dari total inflasi tahunan. Katanya, akan ada tambahan inflasi sekitar 0,2 persen.

“Artinya, kalau inflasi base line katakan seperti tahun lalu 3,13 persen, berarti dengan kegiatan penambahan Ibu Kota ini bertambah menjadi 3,33 persen. Jadi masih batas yang bisa ditoleransi dan relatif dampaknya itu minimal,” kata Bambang dalam acara diskusi di Bappenas, Jakarta, Rabu (26/6).

Dampak tambahan inflasi sebesar 0,2 persen itu bisa dibilang tidak sebanding dengan dampak positif ekonomi yang ditimbulkan dari kebijakan pemindahan Ibu Kota. Misalnya saja dampak pertumbuhan ekonomi, Bappenas mencatatkan adanya pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1 persen seandainya Ibu Kota benar-benar dipindahkan.

Bambang menyatakan, sumbangan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1 persen bisa jadi angka yang cukup kecil. Namun, bila dikomparasi dengan total Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional yang berkisar Rp 15 ribu triliun, maka pertumbuhan 0,1 persen itu menyumbang PDB sekitar Rp15 triliun.

“Jika baseline pertumbuhan ekonomi 5 persen dengan pembangunan ibu kota baru menjadi 5,1 persen. Itu tidak bisa dikatakan kecil. Dampak langsungnya mungkin Rp 15 triliun,” tuturnya.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brojonegoro (Dok.JawaPos.com)
Selain mengerek pertumbuhan ekonomi, pihaknya menyatakan bahwa pemindahan Ibu Kota juga akan berdampak kepada penurunan kesenjangan antar kelompok pendapatan. Bambang mencatat, akan ada kenaikan harga modal sebesar 0,23 persen dan tenaga kerja sebesar 1,37 persen.

Artinya, pemindahan ibu kota ke provinsi yang baru akan menyebabkan perekonomian lebih terdiversifikasi ke arah sektor padat karya. “Ini penting, Indonesia salah satu tantangannya adalah mengatasi pengangguran,” terangnya.

Di sisi lain, pemindahan ibu kota juga memberikan dampak positif untuk mendorong investasi dan perdagangan antar wilayah di Indonesia. Jadi seluruh investasi dan perdagangan tidak akan terpusat hanya di pulau Jawa saja. Akan tetapi, nanti akan mendorong ke luar pulau jawa. Itulah sebabnya, akan ada perubahan pola dari Jawa sentris menjadi Indonesia sentris.

“Perhitungan kami, lebih dari 50 persen wilayah Indonesia akan merasakan peningkatan arus perdagangan jika ibu kota negara dipindah ke provinsi yang memiliki konektivitas dengan provinsi lain yang lebih baik,” tuturnya.

Indonesia Ingin Mencontoh Pemindahan Ibu Kota di Brazil

Pemerintah yang terkesan bersikukuh ingin memindahkan Ibu Kota bukan tanpa alasan. Bambang mengatakan, negara Brazil setidaknya dapat menjadi contoh keberhasilan negara yang memindahkan Ibu Kota. Pada 1961, Ibu Kota Brazil berpindah dari Rio de Janeiro ke Brasilia. Kala itu, Rio de Janeiro tetap menjadi pusat bisnis.

“Dari studi 2015, pemindahan ibukota dari Rio de Janeiro ke Brasilia tidak menciptakan kerugian ekonomi bagi Rio De jeneiro. Kalau kita belajar dari Indonesia tidak ada dampak dari kota yang ditinggalkan yaitu Jakarta,” tuturnya.

Mengutip studi tersebut, Bambang menyatakan, pemindahan Ibu Kota memberikan dampak positif yang signifikan setelah 10 tahun. Pertumbuhan ekonomi Kota Brasilia melesat tumbuh sebesar 14,4 persen selama periode tersebut. Selama itu pula lapangan pekerjaan dan investasi negara juga ikut terdongkrak.

“Jadi sebenernya peminfahan ibukota dari Rio ke Brazilia sebenernya cukup bagus untuk ekonomi brazil,” tukasnya.

Sebagaimana diketahui, rencananya Ibu Kota akan dipindahkan ke bagian paling tengah Indonesia. Itu berarti sekitar perairan Selatan Makassar. Jika ditarik paling dekat, berada sekitar antara pulau Kalimantan dan Sulawesi. Namun kandidat yang kemungkinan akan dipilih adalah Kalimantan.

Sumber:JawaPos.com